Chapter 41

345 31 52
                                    

Nikko sedang berjalan bolak-balik di ruangan kerjanya. Dia seperti orang yang sedang kebingungan, kehilangan arah, dan kehilangan keseimbangan. Nikko butuh Carmina sekarang, tapi dia tidak tahu harus mencari Carmina kemana. Merindukan seseorang itu ternyata membuat dada sesak, seperti kekurangan oksigen. Ya.. Carmina seperti oksigen untuk Nikko.

Ceklek... pintu terbuka..

Nikko tidak bergeming, dia tetap aja berjalan bolak-balik seperti orang stress.

"Nik... Nikko.." 

Nikko masih tidak bergeming..

"NIKKO!!!!" ucap Billy dengan suara setengan berteriak.

Nikko menghentikan langkahnya secara mendadak, kehilangan keseimbangannya hingga ambruk dan jatuh tertelungkup. 

Billy menutup mulutnya dengan telapak tangannya, menahan tawanya yang sebenarnya tidak tahan untuk dikeluarkan. Billy tetap menjaga 'pride' Nikko dengan menahan suara tawanya.

Billy lalu membantu Nikko berdiri dari posisinya yang tertelungkup di lantai beralaskan karpet.

"Sial, lo kalau mau ketawa-ketawa aja gak usah ditahan" ucap Nikko yang sudah kepalang malu.

"Hahahahahahahaha.... maaf ya Bro.. gua udah gak tahan pengen ketawa.. lagian lo kenapa sih? harusnya seneng dong bonus 10 kali gaji udah turun, Ivan aja mau ngelamar pacarnya tuh" ucap Billy.

"Gua kangen banget sama Carmina.. tapi gua gak tau harus nyari dia kemana.. stress gua.." ucap Nikko dengan muka cemberut ala anak kecil.

"Eh... kalau Ivan mau tunangan, berarti bakal ada Carmina dong di acara tunangannya. Kan Bella sahabatnya Carmina.." ucap Billy.

Nikko langsung menatap Billy dengan raut wajah bersemangat "Cerdas banget sih lo Bil.. Yes gua pasti bisa ketemu Carmina di sana... rasanya pengen buru-buru gua kawinin biar dia gak bisa kemana-mana lagi"

"Nikahin dulu Nik.. baru dikawinin.. enak aja main kawin-kawin duluan. lo bisa mati babak belur digebukin sama Ivan dan Luis" ucap Billy.

"Iya juga sih... tapi Bill.. emang Ivan mau ngundang gua ke acara tunangannya? Ivan kan masih marah sama gua. Kita bahkan belum ngobrol sama sekali sejak gua pulang dari Jepang.. Lo bisa bantu gua kan Bil.. tolong dong Bil.. sebelum gua jadi gila karena Carmina" ucap Nikko yang memohon seperti seperti anak kecil yang minta dibelikan balon.

"Perasaan lo dulu pas putus sama Angelica aja gak segininya amat. Miris gua liatnya.. khawatir lo jadi stress terus gila. Hadeuuuh... Yaudah iya.. ntar gua coba ngomong sama Ivan.. " ucap Billy.

"Lo emang sahabat gua yang paling the best Bil" ucap Nikko dengan senyum penuh kemenangan.

Nikko kembali menemukan kepercayaan dirinya. Dia kini kembali bersemangat. Senyum kemenangan menghiasi wajah tampannya.

***

"Van.. gua minta tolong banget sama lo.. kasian Nikko, dia udah kaya orang stress.. gua takut aja dia jadi gila.. masa depannya masih panjang" ucap Billy melebih-lebihkan.

"Emang seserius itu? salah sendiri siapa suruh jadi laki-laki brengsek" ucap Ivan.

"Tadi gua dateng ke ruangannya. Dia lagi mondar-mandir kaya hamster yang dikandangin, terus gua sapa dia langsung oleng terus jatuh nyium karpet. Ngenes banget gua liatnya.. dia kangen banget sama Carmina, pengen ketemu tapi gak tahu harus nyari kemana. Kalau pun lo gak mau ngasih alamat rumah atau tempat kerja Carmina yang sekarang, setidaknya Nik dan Car bisa ketemu di acara tunangan lo Van" ucap Billy.

Miracle of NikkoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang