Chapter 20

272 26 34
                                    

Nikko masih menunggu reaksi Carmina setelah ia menyatakan perasaannya. Mukanya mulai menegang karena Carmina belum beraksi apa pun.

Carmina sama tegangnya dengan Nikko hingga akhirnya satu kata terucap "Yasudah"

"Yasudah??? Yang benar saja, andai kamu tahu bahwa Aku telah mengumpulkan semua keberanianku untuk mengatakan 3 kata magic untukmu.." ucap Nikko yang tak puas dengan jawaban Carmina.

"Kalau kamu tidak bodoh seharusnya kamu tahu bagaimana perasaanku padamu" ucap Carmina

"Tolong katakan dengan jelas, aku sedang tidak ingin bermain teka-teki" ucap Nikko yang tidak sabar dengan jawaban Carmina.

"Apa yang harus aku katakan? Masa Aku harus bilang bahwa aku sayang kamu juga?" upsssss Carmina keceplosan.

Nikko lalu tersenyum penuh kemenangan "baiklah aku sudah tahu jawabannya"

"Jawaban apa? Aku tak merasa memberikan jawaban apa pun" ucap Carmina dengan penuh tanda tanya.

"Sudah jangan menyangkal lagi.....sayangnya Nikko" ucap Nikko sambil tersenyum jahil.

"Apaan sih norak banget deh" ucap Carmina dengan pipi merah merona.

"Gak apa-apa norak, yang penting sayang" ucap Nikko sambil mencubit ujung hidungnya Carmina.

"Ih apaan sih cubit-cubit, udah sana lebih baik kamu pulang, ini udah tengah malam" ucap Carmina.

"Baiklah aku pulang.. besok pagi aku jemput ya.. kita berangkat ke kantor bersama" ucap Nikko.

"Aku berangkat bersama Ivan.. " ucap Carmina.

"Yah....kalau begitu pulang kantor kamu pulang bersamaku ya?" pinta Nikko.

"Kita lihat saja besok" ucap Carmina yang masih saja jual mahal.

"Kalau kamu tidak mau, aku akan mengumumkan kepada teman-teman kantor kalau kita sudah jadian" ucap Nikko dengan senyum yang menyebalkan.

"Nikko jangan lakukan itu, kumohon. Aku tidak mau orang lain menilaiku tidak profesional karena hubungan kita" ucap Carmina.

"Berarti kamu tidak punya pilihan, kamu harus pulang bersamaku" ucap Nikko penuh kemenangan.

"Baiklah" ucap Carmina pasrah.

Nikko akhirnya pamit pulang. Senyum bahagia menghiasi wajah tampannya. Selama perjalanan pulang ke Apartemennya, senyum bahagia itu tak lepas dari bibirnya.

Carmina menutup pintu rumahnya, berbalik lalu bersandar di pintu. Ia tersenyum bahagia. Cinta Nikko memenuhi ruang kosong di hati Carmina, menyembuhkan rasa sakitnya dan menggantinya dengan kebahagiaan.

"Aku mencintaimu Nikko Pillar" ucap Carmina dalam hatinya.
_
_
_

Kantor Pillar Motors

Carmina tidak menceritakan kejadian kemarin malam kepada Ivan. Dia tidak ingin teman-teman kantor tahu soal hubungan istimewanya dengan Nikko. Dia ingin tetap profesional dalam bekerja.

Tidak ada yang berubah dari Carmina saat bekerja, termasuk saat Nikko masuk ke ruangan. Senyum bahagia Nikko masih menghiasi wajah tampannya. Dia memandang Carmina, kali ini dengan tatapan yang berbeda, tatapan seorang kekasih.

Carmina menyadari bahwa Nikko memandanginya dengan lekat, tapi Carmina memilih untuk tak membalas tatapan Nikko, dia tetap setia memandangi laptopnya. Nikko memahami itu. Dia tidak marah dengan sikap Carmina yang pura-pura cuek terhadapnya, karena yang terpenting dia telah memiliki hati Carmina.

Saat waktu makan siang tiba, Nikko ingin sekali mengajak Carmina makan siang bersama. Tapi... Sikap protektif Ivan ternyata belum berakhir. Ivan langsung "membawa kabur" Carmina ke kantin.

Miracle of NikkoWhere stories live. Discover now