Seharusnya

73.5K 10.6K 1.9K
                                    

Jumpersss uwuw ❤️
Luar biasa kalian memang woy!
Walau aku tahu sebagian dari kalian ingin:

Jumpersss uwuw ❤️Luar biasa kalian memang woy!Walau aku tahu sebagian dari kalian ingin:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WKWKKW
Btw selama berkarya aku selalu menerapkan prinsip berusaha yang terbaik. Aku enggak mungkin berusaha mengecewakan para pembacaku. Tetapi selera orang memang beda dan aku tidak bisa memaksa semua orang menyukai karyaku.

Aku selalu menerapkan kata Marry Riana. Aku tidak perlu membahagiakan semua orang, tapi aku hanya perlu membahagiakan orang-orang yang penting. Di sini orang penting itu adalah Jumpers sejati.

Karena seekor singa tidak akan mendengarkan bisikan dari domba. Ksatria tidak akan berhenti berkarya hanya karena ada beberapa orang yang tidak suka. -MR

Kamu nggak suka ceritanya silahkan bikin cerita sendiri atau cari cerita yang lain.
❤️

Untuk Jumpers sejati
Bisa 1000 komen untuk update lagi hari ini? Ku kasih 1000 aja tantangannya biar gak capek kemarin udah 3000 🤣 ga tega wkwk

Okey, selamat membaca ❤️

🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️

Adel melirik tangan Jack yang menggandengnya erat. Sepulang kerja tadi Adel memaksa Jack mengantarnya ke rumah sakit untuk menjenguk Vanessa. Kemarin sebenarnya Adel sudah ingin menjenguk Vanessa, namun Jack mencegahnya dengan alasan sudah terlalu larut malam. Jack tidak ingin membuat kedua orangtua Adel khawatir.

Dari kejauhan Adel dapat melihat Andreas baru saja ke luar dari ruangan tempat Vanessa dirawat. Andreas langsung menyambut hangat Adel meski wajah pria itu terlihat lebih tua dari terakhir kali Adel melihatnya.

"Mama gimana?" tanya Jack.

Andreas tersenyum. "Baru aja bangun tidur. Masuk aja, mama udah nungguin kalian dari tadi."

Jack memang sempat memberi kabar pada Andreas jika sore ini Adel ingin menjenguk Vanessa. Mendengar mama Adel, Vanessa langsung terlihat sehat. Jelas sekali wanita itu menyukai Adel.

Jack mengangguk. Sebelum masuk, Jack sempat mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendengar Vanessa menjawab dari dalam, Jack baru membuka pintu. Bukan bermaksud bersikap formal, namun itu salah satu cara untuk tidak mengagetkan Vanessa. Jantungnya sedang sangat lemah, Jack tidak ingin mengambil risiko sekecil apapun.

Vanessa di rawat di ruang ICU bagian kamar VIP. Di dalam kamar itu hanya terdapat satu ranjang untuk pasien, televisi, sofa panjang, dan juga kamar mandi dalam.

Saat masuk ke dalam ruangan, tatapan Adel langsung bertemu mata dengan Vanessa yang sedang berbaring di atas ranjang. Keadaan Vanessa sudah cukup membaik, wanita itu tidak lagi membutuhkan alat bantu pernafasan. Bibir pucat Vanessa merekah saat Adel menghampirinya.

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang