Salah siapa?

110K 15.6K 1.8K
                                    

Jadi, yang jalan sama Jumardi itu aku gaes
Jadi orang ketiga muehehehe

Btw makasih untuk komentar dan dukungannya. I love you guys!

Happy reading! Ku selalu menunggu komentarnya hehe
Semoga suka

🚴🚴🚴

Hanya dengan sepatah kata
Kau buat ku larut dalam cinta
Buat hati menutup mata
Hingga tak melihat kau buaya
Buat ku mudah percaya
Walau ternyata berbahaya
Tersadar aku kini, tak mau
Ku dibodohi begini

Marion Jola-Jangan

🚴🚴🚴

"Pagi Mbak Adel."

Pagi ini wajah Jumardi kembali muncul dihadapan Adel. Melihat ekspresi Jumardi tidak menampakkan perasaan bersalah membuat emosi Adel meningkat. Lucu membayangkan kemarin Adel sempat dibuat gelisah oleh seorang pria seperti Jumardi. Padahal kenyataannya pria itu sedang bersenang-senang dengan wanita cantik. Dan kini tanpa penyesalan pria itu kembali muncul membawa senyuman terbaiknya. Tetapi dari pada meluapkan emosinya, Adel memilih diam.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Adel meraih helm yang Jumardi sediakan. Dalam diam gadis itu mengaitkan helm, lalu duduk diboncengan motor Jumardi.

"Mbak Adel kenapa?" Jumardi menolehkan kepala untuk melihat ekspresi Adel.

"Kenapa apanya?"

Jumardi masih mengamati Adel dengan seksama. Beberapa kali mulut pria itu terbuka, ingin mengucapkan sesuatu pada Adel. Tetapi, menyadari Adel tampak tak acuh pria itu mengurungkan niatnya.

Sepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Sesekali Jumardi melirik dari pantulan kaca sepion, mengamati Adel yang sibuk mengamati jalan dengan bibir bungkam. Jelas saja Jumardi merasa heran, lantaran biasanya Adel tidak sediam ini.

Jumardi berdeham. "Mbak Adel enggak mau tanya sesuatu sama saya?"

"Tanya apa?" jawab Adel tak acuh.

"Tanya kenapa saya enggak jemput Mbak Adel kemarin."

"Gue enggak terlalu mikirin itu. Bisa jadi lo punya kegiatan yang lebih penting dari pada jemput gue," Adel mengedikkan bahu. "Atau mungkin lo lupa?"

"Saya enggak mungkin lupa hal-hal yang bersangkutan sama Mbak. Beda sama Mbak Adel yang mudah lupain saya." jawab Jumardi memancing pelototan tajam Adel.

Adel mengatupkan bibir rapat, menahan diri untuk tidak terpancing dengan ucapan Jumardi. Kemarin ia sudah berjanji tidak ingin terlalu menanggapi ucapan Jumardi. Adel akan kembali bersikap tak acuh seperti sedia kala. Namun ternyata tidak semudah itu mengabaikan Jumardi. Pria itu memang mempunyai bakat membuat Adel emosi.

"Bukannya lo sendiri yang enggak dateng kemarin? Kenapa jadi gue yang salah?!" Adel berdecih sinis.

Jumardi mengerucutkan bibir. "Mbak Adel juga enggak hubungi saya. Padahal Mbak Adel pernah bilang mau hubungi saya, bukan ojek lain."

"Walaupun gue bilang gitu, kenyataannya setiap hari lo tetep dateng duluan sebelum gue pesen," Adel mengedikkan bahu. "Ya, mana gue tahu kalau lo kemarin minta di pesen dulu."

"Saya sengaja enggak dateng duluan sebelum Mbak Adel pesan. Tapi ternyata sampai malam Mbak Adel tetap enggak hubungi saya," Jumardi menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. "Saya pikir Mbak Adel bakalan inget, tapi sampai akhir Mbak enggak hubungi saya sama sekali."

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang