Kondangan Mantan (2)

81.3K 12.8K 2.9K
                                    



Tadinya enggak mau update karena ini minggu
Mau santai-santai sambil nonton getow
Tapi komennya pecah anjay
Puas banget bikin kalian maki-maki digantungin🤣

AYO RAMEIN LAGI
1000 komen lagi bisa? 🤣🤟🏻

Selamat membaca ❤️

🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️

"Perkenalkan nama saya, Jack. Kalian teman kuliah pacar saya, ya?"

"P-pacar?" Erin menggigit bibirnya yang bergetar. "Pacar Adel?"

Jack hanya tersenyum manis menjawab pertanyaan Erin.

Aya, Rossebel, dan Titan agak merapat pada Erin seolah berbisik menilai penampilan Jack. Ada tatapan iri dan dengki melihat pria tampan yang kini mempererat pelukannya di pinggang Adel.

"Bos diundang juga?" tanya Reymond mewakili Bernard, Robin, dan Dion yang sudah berdiri kaku memandang gugup ke arah Jack.

"Iya, " Jack tertawa. "Kalian kenapa kaku begitu lihat saya? Santai saja, saya di sini juga sebagai tamu undangan."

Pandangan Jack beralih pada Adel yang masih memandanginya kaget. "Kalau begitu, kami permisi dulu."

Sebelum pergi, Jack sempat memberikan senyuman pada Erin, Rossebel, Aya, dan Titan. Setelah melakukan basa-basi, Jack membawa Adel menjauh dari keempat gadis iblis itu. Tangan Jack masih merangkul pinggang Adel seolah memang seharusnya disitulah tangannya berada.

Adel menghentikan langkahnya tiba-tiba, membuat Jack mau tidak mau ikut berhenti. Jack menundukkan wajah menatap bingung Adel.

"Lo.." Adel mengamati wajah Jack dengan teliti. "Kenapa bisa ada di sini?"

Jack balas menatap bingung Adel. "Kenapa saya enggak bisa ada di sini?"

Adel berdecak kesal. Bukannya menjawab pertanyaannya, Jack malah balas bertanya.

"Memangnya siapa yang lo kenal? Eric atau Dina?" tanya Adel berusaha sabar.

"Enggak kenal dua-duanya." Jack tersenyum.

"Lah, terus?"

"Terus apanya, Del?" Jack terkekeh. "Terusin hubungan kita ke jenjang yang lebih serius?"

"Gue lagi serius!"

"Saya juga serius."

Baru beberapa menit Adel bertemu dengan Jack, sepertinya darah tingginya kumat lagi. Padahal kemarin gadis itu merasa kesepian tanpa kehadiran Jack, tapi saat pria itu muncul rasanya sulit sekali tidak marah-marah.

"Terserah."

Adel melepaskan diri dari lengan kekar Jack yang sejak tadi masih melingkari pinggangnya. Adel hendak melangkah pergi meninggalkan Jack karena kesal dengan pria itu. Tetapi baru beberapa kali Adel melangkah, Jack dengan mudah menyetarakan langkahnya.

"Kamu marah?" Jack mengamati ekspresi kusut Adel. "Ternyata bener kata orang-orang."

Ucapan Jack berhasil memancing perhatian Adel. Alih-alih melawan, Adel memilih diam di tempat menunggu Jack menjelaskan ucapannya.

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang