Flashback

89.7K 12K 1K
                                    


Dukung Gojack in love terus ya biar authornya semangat, caranya klik bintang dan komen sebanyak-banyaknya 🥰

Jangan lupa follow ignya: @stefictions

Thankyou ❤️

🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️

Wedding Invitation

Eric Prawira & Dina Bintara

Adel menghela nafas panjang menatap kosong undangan yang baru saja ia terima. Baru saja Adel sampai di rumah setelah seharian bekerja, hal yang didapatnya malah sebuah undangan pernikahan dari mantan pacarnya dan mantan sahabatnya. Perempuan mana yang baik-baik saja setelah menerima undangan pernikahan dari mantan yang kebetulan paling berkesan?

Adel masih ingat bagaimana dulu Eric sangat baik memperlakukannya. Jika seandainya hidup Adel dapat normal seperti perempuan seumurannya yang tidak gila bekerja, mungkin saja undangan itu akan tertulis nama Eric dan--ah, lupakan saja. Adel tidak ingin menyesali apapun yang sudah 'seharusnya' terjadi. Jika Eric memang orang yang tepat untuknya, pria itu tidak akan mungkin berpaling darinya dan memilih Dina sahabatnya sendiri. Jika Eric memang orang yang ditakdirkan untuk Adel, seharusnya pria itu dapat mengerti dan menerima kewajiban Adel mencari nafkah untuk membantu kedua orangtuanya. Bukan malah meninggalkannya.

Sejak saat itu Adel memutuskan untuk sendiri saja tanpa menjalin hubungan dengan siapapun. Adel merasa tanggungjawab membahagiakan kedua orangtuanya jauh lebih penting sekarang dibandingkan drama percintaan. Sendiri lebih baik dari pada berdua tapi dengan orang yang salah, begitu pikirnya.

Tidak mau lama-lama terlarut dalam nonstalgia, Adel meletakkan kartu undangan itu di atas meja kemudian memilih beranjak ke dapur untuk memasak makan malam. Sejak kemarin Santi masih menginap di kantor, lembur untuk event butik yang minggu depan akan diselenggarakan. Sedangkan Rudy seperti biasa selalu pulang agak larut malam.

Malam ini Adel memasak sayur lodeh, tempe goreng, dan ikan asin. Tidak lupa Adel mengulek sambal terasi kesukaan Rudy. Setelah memastikan semua makanan sudah siap di atas meja makan, Adel hendak beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selesai membersihkan diri dan berganti pakaian rumah yang berupa kaus kedodoran dan celana training panjang, Adel melangkahkan kaki ke luar kamar tepat saat mendengar suara Rudy di ruang tamu.

Bibir Adel mengembang saat melihat Rudy sudah duduk di sana. Namun langkahnya langsung terhenti saat menyadari Rudy tidak sendirian di sana. Senyuman yang semula merekah di bibir Adel langsung sirna melihat Jack sudah duduk berdampingan dengan ayahnya. Jack tampak berbicara akrab dengan Rudy begitu pula sebaliknya.

Penampilan Jack malam ini benar-benar membuat Adel pangling. Membuat Adel hampir lupa jika sosok Jack ternyata memang sosok yang sama dengan driver ojeknya yang dulu. Adel merasa seperti melihat Jumardi kembali dalam hidupnya. Jack hanya mengenakan kaus putih polos dipadu celana jeans hitam dan jaket kulit hitam yang melekat pas ditubuh atletis pria itu. Adel juga melihat helm fullface yang biasa Jumardi kenakan dulu bertengger manis di atas kursi kayu depan rumahnya.

"Adel?" Rudy yang menyadari kehadiran Adel langsung mengayunkan tangan meminta putrinya mendekat, "Ada tamu kok malah diem aja disitu?"

Pandangan Jack juga beralih pada Adel. Jack memberikan senyuman manis seperti biasa, tetapi sama sekali tidak dibalas oleh Adel berhubung gadis itu masih merasa kesal dengannya.

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang