Jutek

116K 15.8K 2.2K
                                    



Makasih udah meramaikan cerita ini dengan komentar kocak 😂
Aku selalu menunggu komentar kalian disetiap part lho hehe

Btw happy reading

🚴🚴🚴

"You hutang penjelasan sama ai." todong Bondan saat melihat kedatangan Fion pagi ini.

Fion sama sekali tidak kaget melihat Bondan sudah terduduk manis dikursinya dengan tatapan penuh interogasi. Pasti pria itu akan memberinya ceramah panjang lebar karena perbuatannya kemarin.

Dengan pasrah Fion menarik kursi, duduk berhadapan dengan Bondan. Ia sama sekali tidak takut menjawab pertanyaan yang Bondan berikan karena semalaman pria itu sudah mempersiapkan jawaban.

"Tumben pagi-pagi lo udah dateng?" tanya Fion berusaha mencairkan suasana.

"Ai nggak butuh basa-basi," Bondan mengibaskan telapak tangannya. "Tanpa perlu denger pertanyaan gue, seharusnya lo tahu maksud kedatengan gue, kan?"

Menyadari ekspresi serius Bondan, Fion tahu temannya itu sedang tidak bisa di ajak bercanda. Bondan memang pria yang humoris, namun jika sedang serius tidak ada seorangpun yang dapat meremehkannya.

Fion mengangguk. "Gue khilaf kemarin."

"Gue enggak yakin sepenuhnya lo khilaf," Bondan menyipitkan kedua matanya. "Lo sengaja, kan? Gue tahu lo enggak suka ada cowok lain deketin Adel. Gue tahu lo pernah atau mungkin masih punya perasaan buat dia, tapi lo harus sadar posisi. Sekarang status yang lo sandang itu bukan Jomblo. Sumpah pernikahan lo mau dibawa kemana, Yon?!"

"Lo salah paham," Fion mengusap wajahnya kasar. "Gue enggak ada maksud sama sekali buat jauhin Adel sama cowok manapun. Gue cuma peduli sama dia!"

Bondan mendengus sinis."Halah basi. Menurut gue perbuatan lo kemarin udah melebihi batas peduli. Yang ada lo bikin Morgan salah paham dan mikir Adel udah punya pacar!"

"Nama asli dia bukan Morgan tapi Jumardi," Fion tertawa. "Bahkan nama aja dia bohongin lo! Cowok kayak gitu masih lo bilang baik buat Adel?! Mikir Bon!"

"Heh, kok lo ngegas?!" Bondan bangkit berdiri dari kursinya. "Disini cuma gue yang boleh marah!"

Fion memalingkan wajah. "Sorry, gue memang lagi gampang emosi."

"Katanya jomblo lebih sensian, nyatanya lo udah nikah masih aja emosinya labil macem anak gadis." ejek Bondan membuat Fion mendengus geli.

"Gue tarik lagi teori itu. Kenyataannya punya bini jauh lebih bikin pusing dari pada jomblo."

"Kenapa lagi bini lo?" tanya Bondan.

Fion mengedikkan bahu. "Dari seminggu kemarin dia marah-marah terus. Cuma karena gue lupa taruh sepatu ke rak aja marahnya sehari semalem!"

Bondan tertawa. "Lagi dapet penghargaan bulanan kali?"

"Enggak mungkin," Fion menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Dua hari yang lalu gue bisa minta jatah, kok."

"Najis!" Bondan memukul keras lengan Fion. "Udah minta jatah lo masih bisa lirik-lirik cewek lain!"

"Udah gue bilang kemarin itu khilaf! Dan maksud gue baik," Fion mendorong kursinya menjauh untuk menghindari pukulan Bondan. "Biar itu cowok enggak besar kepala dan sadar kalau dapetin Adel itu susah!"

"Dapetin gue?"

Fion dan Bondan sontak tersentak kaget saat melihat Adel bediri tak jauh dari tempat mereka berada.

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang