Kelam

78.5K 11.6K 1.7K
                                    

JUMPERS YANG SEMPET BACA PART "TENTANG MARCHELLINO"  SEBELUM AK REVISI TOLONG JANGAN EMBER YA HUHU
MAKLUM NULISNYA JAM 1 PAGI😭 ih sebel.. sampe mau nanges kmaren 😭..

HARUSNYA NAMA "X" GA KESEBUT ANJAY
GARIS BAWAHI KALAU ADEL BELUM TAHU YA DI PART INI.

JADI ANGGAP 'X' BELUM ADA PART KEMARIN YA.
😭😭😭

WKWKWK YUK 1000 Komen biar author lbh teliti 😭

Selamat membaca❤️

🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️🚴🏻‍♂️

Dimas
Adel, kapan punya waktu luang lagi?
(08.30)
Saya sedang butuh teman bicara, apa boleh?
(08.30)

------------------

Adel masih memandangi pesan Dimas dengan perasaan cemas. Sekarang sudah larut sore dan Adel masih belum berani membalas pesan Dimas. Tadi, sebenarnya saat mengantarkan bekal pada Jack untuk makan siang, Adel sudah menyiapkan kata-kata membahas pesan Dimas. Tetapi melihat Jack sedang penat dengan pekerjaannya, Adel jadi tidak tega.

Sejak resmi menjadi pacar Jack, Adel setiap hari menyiapkan bekal dan cemilan untuk pria itu. Jack bahkan sampai tidak mau makan apa-apa selain masakan Adel. Padahal Adel pernah tidak percaya diri karena masakannya hanya berupa makanan sederhana yang jauh sekali dari selera Jack biasanya. Ternyata Jack malah ketagihan, bahkan nafsu makan pria itu bertambah dua kali lipat.

Sejujurnya, Adel senang sekali Jack menyukai masakannya. Adel merasa berhasil memberi sedikit dukungan untuk Jack. Sebagai pacar ia merasa cukup percaya diri karena dapat memperlakukan pasangannya dengan baik.

Dan sejak hari Adel mengunjungi rumah keluarga Jack, tiba-tiba pria itu jadi lebih protektif pada Adel. Bahkan bisa dibilang Jack semakin menempel dan tidak mau jauh-jauh darinya. Tingkat manja Jack bertambah pesat membuat Adel kadang kualan menghadapinya. Kualahan tapi tetap gemas tentu saja.

Tidak heran Adel jadi ragu memberitahu Jack tentang pesan Dimas, juga kedekatannya dengan pria itu dulu. Walau hanya teman bicara, sepertinya Jack akan tetap kesal.

Pria itu, kan, cemburuan.

"Adel?" Jack menepuk pundak Adel.

Adel yang sedang melamun menatapi layar ponselnya langsung terlonjak kaget. Adel terkejut melihat Jack sudah duduk di sampingnya dengan ekspresi bingung. Adel hampir lupa jika saat ini ia sedang berada di ruang kerja Jack, menunggu pria itu menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tanggung untuk di selesaikan.

Jantung Adel berpacu lebih cepat. Rasanya seperti baru saja tertangkap basah selingkuh, padahal belum melakukan apa-apa.

Jack memandangi itu. Menebak-nebak arti reaksi Adel barusan. Dari jauh sebenarnya Jack sudah mengamati gadisnya itu. Jarang sekali melihat Adel melamun, apalagi sambil menatap layar ponselnya seperti itu. Mencium aroma yang ganjil, Jack memutuskan menghampiri gadis itu.

"Kamu kenapa?" tanya Jack.

Adel menggeleng cepat. "Enggak kenapa-napa."

Sebelah alis Jack terangkat naik. "Beneran?"

Pandangan menyelidik Jack mendadak membuat keberanian Adel menciut. Adel bingung harus jujur atau sedikit berbohong agar Jack tidak marah. Tapi sepertinya sekarang diam atau berbicara respon Jack akan tetap sama.

"Kerjaan kamu udah selesai? Adel berusaha mencairkan suasana yang mendadak tegang.

Jack mengangguk.

"Oh, yaudah kita pulang sekarang?" tanya Adel.

Sesuai Titik, Ya?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang