35. Something New

1.1M 74.4K 182K
                                    

35. Something New

Haloo semua para pembaca Galaksikejora. Happy 12 juta pembaca yaa❤❤ Terima kasih. Terima kasih banyak❤❤

Share, vote dan komen yaa temen-temen jangan jadi sider. Sudah?

Siap untuk mengisi komentar di tiap paragrafnya?

We are a big family. We are strong and young. No one can stop us.” — Galaksi Aldebaran, Ravispa

Pada dasarnya orang-orang lebih suka menemukan kesalahan orang lain daripada menyadari kesalahannya sendiri.

Begitulah Lala dalam pikiran Galaksi. Teman sendiri saja bisa iri apalagi orang lain?

“Si Guntur habis moshing malah muntah. Ngaku hardcore. Mental jamet,” ledek Jordan.

Bams tertawa ngakak. “Udah gitu muntahnya samping gue lagi,” katanya lagi.

“Parah bener si Guntur. Gak kira-kira. Gak sekalian aja dibaju Bams lu muntah Tur?” ujar Jordan.

“Kaya gak pernah aja,” gerutu Guntur kesal.

“Padahal gayanya udah kaya anak-anak hardcore kalau dateng konser. Pake kaus kaki panjang di atas mata kaki. Sepatu Vans kotak-kotak. Tapi konser begitu doang muntah. Malu-maluin gue aja lu Tur Tur,” ujar Galaksi.

Guntur tertawa. “Gak kuat gue belum tidur dari kemarin. Sakit ati gue,” jawabnya.

“Salah siapa gak tidur? Sana tidur dulu di posko,” suruh Galaksi. Sebagai ketua. Sangat wajib baginya untuk menjaga para anak buahnya.

“Lu juga gue suruh tidur sebelum pensi malah masih aja ketawa-ketawa,” ujar Bams pada Guntur. “Dah sana tidur. Kita sampe malem di sini. Lo sans aja. Gak bakal stres lo di sini tenang aja,” ungkapnya lagi.

Bagi orang lain mungkin terdengar biasa saja tapi bagi Guntur sangat berarti. Meski suka tertawa, melucu dan terlihat seperti orang tidak punya beban sama sekali di depan teman-temannya tapi hari-harinya cukup berat belakangan ini.

“Ngajakin gue ke sekolah sebelah nyari cewek eh malah tidur. Fucek Tur, Fucekkk,” ujar Oji tidak terima.

“Buat lo anak gang sebelah yang namanya Guntur. Fucek lu Tur,” ujar Oji lagi.

“Ya Allah Jordan gak sanggup,” keluh Jordan melihat teman-temannya.

“Lo gak pulang Gal?” tanya Septian setelah duduk di sebelah Galaksi.

“Tumben lo masih di sini,” balas Galaksi. “Ngapain? Biasa juga langsung cabut pulang,” balas Galaksi.

“Yang lain belum pulang. Gak enak gue,” ujar Septian.

Jordan mencibir. “Nungguin Jihan dia. Pake sok-sokan gak enak segala,” balas Jordan frontal.

“Jihan belum pulang?” tanya Galaksi.

“Lagi ngobrol sama Kejora,” ujar Septian lagi.

“Kayanya emang gak ada lagi kesempatan buat gue. Udah ditutup Kejora. Apa gue cari yang baru aja kali ya?” ujar Galaksi putus asa.

Oji menoleh kaget. “Beneran lo ngomong kaya gitu tadi? Lemah amat.”

“Gak gue restuin lu Gal,” ujar Jordan paling pertama.

“Gue orang pertama yang gak bakal restuin lo sama yang lain,” ucap Jordan lagi dengan nada menggebu-gebu.

“Gimana lo nya aja. Kalau lo masih suka sama Kejora ya lo perbaiki. Kalau gak ya udah tinggalin,” ucap Bams. “Semuanya kan lo yang tau. Lo yang jalanin. Lo yang rasain,” ucap Bams bersikap dewasa.

GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang