4. PUKUL RATA (1) + FILM GALAKSI

755K 62K 37.5K
                                    

4. PUKUL RATA 1

Kau harus belajar menghargai perasaan orang lain. Karena dunia ini bukan hanya milikmu.” — Kejora Ayodhya

“Lama-lama lo gituin si Kejora bisa-bisa dia kabur, Lak,” ujar Jordan. Cowok badan besar itu duduk di sebelah Galaksi setelah Kejora pergi dari Warjok. Jordan lalu melakukan eksperimen dengan es teh, mie ayam beserta tisu dan sausnya menjadi satu.

“Cewek itu gak suka dibentak-bentak apalagi dikasarin.”

“Nah iya. Kaya kata Mona ke gue.” Guntur ikut nyalur. “Orang yang lo sakitin hatinya tapi masih bisa senyum sama lo itu hatinya pasti lagi hancur banget dan masih maksa pengen keliatan baik-baik aja di depan lo,” kata Guntur. “Jangan lo sia-siain lah cewek yang kaya begitu.”

“Udahlah mending Kejora sama gue aja,” kata Jordan, mauan.

“Bolot emang. Gue kesel banget lah sama lo Lak. Udah menduakan gue sebagai kekasih gelap lo terus sekarang lo menduakan Kejora. Awas lo kemakan karma. Ntar gue ketawa paling kenceng kalau lo kena karma,” ujar Nyong.

“Kau gak inget apa pernah enak bareng sama dia?”

“Yeee si bangsat.” Jordan tertawa mendengar penuturan Nyong. “Mana pernah Galak gituin Kejora. Lo nih kaya gak tau Galak aja.” Tawanya lalu menggema membuat Galaksi berdecak.

“Galak mah mana berani kaya gitu,” ucap Jordan, Guntur dan Nyong berbarengan kompak dengan suara lantang lalu tertawa bersama-sama seolah dialog itu sudah dihafal di luar kepala oleh mereka.

“Sialan lo semua.” Galaksi lalu mendengus. “Gue itu sayang bukan merusak.”

“Gak kaya lo-lo semua. Otak-otak PK!” kata Galaksi membuat Jordan memberi senyum congkak padanya.

“Sayang tapi nyakitin. Apa bedanya lengeh! (Bego)” ucap Guntur.

“Udah jangan dibahas. Kemarin lo bilang kalau temen-temennya Okta ngajak kita ketemu. Itu pasti akal-akalan mereka biar kita keliatan keluar lagi kan pake nama Ravispa?” ujar Galaksi. Okta—adalah salah satu senior Avegar yang terkenal sangat benci dengan Ravispa. Belum lagi Avegar bubar karena Ravispa. Jelas menambah kebencian Okta pada Galaksi dan kawan-kawannya.

“Oh cari gara-gara lagi dia?” tanya Bams tiba-tiba melongok ke sebelah. Setelah berbincang-bincang hangat dengan Gerald.

“Yoi. Gue mau nyerang tapi kita kan udah kelas dua belas. Gue maunya inti yang baru buat memperkuat. Si Lonrezo gimana? Biar bisa langsung kita voting untuk anggota inti baru,” kata Galaksi. “Gue udah calon-calon kandidatnya.”

“Boleh aja sih kalau sekarang. Lo yakin si Lorenzo?” tanya Jordan pada Galaksi. Agak kurang yakin dengan bocah ingusan yang suka marah-marah itu. Benar-benar bukan jiwa pemimpin.

“Yakin.” Galaksi mengangguk lalu duduk melingkar bersama 6 temannya di posko. Meninggalkan yang lainnya di Warjok. Mereka sibuk makan, ngobrol, ngevape dan ngerokok. Tak ada juga yang berani menganggu inti Ravispa kalau sedang rapat dadakan.

“GALAKKKK!!” Baret, teman sekelas Kejora datang berlari-lari. “SI LONRENZO KENA PECAT LAK! BARU AJA KELUAR DARI RUANG KEPSEK! DIA KENA DO!” berita itu seperti petir yang menyambar tiba-tiba. Mengejutkan ketujuhnya.

“Masalah apa?” tanya Galaksi langsung berdiri dengan teman-temannya.

“Ketauan make di kamar mandi sekolah Lak!” balas Baret.

Oji mundur. Perasaannya langsung tak enak. Enggak mungkin. Apa setelah ini Oji akan ikut kena imbasnya? Dikeluarkan dari sekolah?

“Lo mau ke mana Ji?” Suara berat Septian mencegahnya pergi. Cowok itu merangkul bahu Oji. Mendadak hal itu membuat Oji meneguk ludah tak bisa berkutik setelahnya. Mungkin ini sebabnya sejak tadi Septian memperhatikan dan terus bertanya padanya.

GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang