28. MAAF RA

769K 65K 61.4K
                                    

28. MAAF RA

Let it hurt
then let it go.

Malam menjelang begitu cepat. Kejora sedang duduk di kursi rumah sakit ditemani Septian. Sekarang hanya ada cowok itu di dekatnya.

“Enggak laper, Sep?” tanya Kejora basa-basi.

Septian mendiamkannya.

“Lo kalau bosen dan mau pulang gapapa pulang aja. Lagian udah malem juga. Gue mau di sini dulu,” ucap Kejora pada Septian.

“Entar ada yang marahin gue kalau ninggalin lo,” kata Septian. Dia tidak menatap Kejora. Cowok itu menatap lurus sambil memegang ponselnya.

Kejora mengerutkan keningnya. Siapa? Kejora termenung. Siapa lagi kalau bukan Galaksi? Tapi apa iya?

Bisa saja Jordan kan?

Meskipun isi kepala Kejora menyuruhnya untuk mengenyahkan apa saja tentang Galaksi untuk saat ini karena perbuatan cowok itu tadi namun Kejora tidak bisa bohong kalau ada sedikit harapan bahwa Galaksi menyuruh Septian untuk menemaninya.

Jangan ngarep kalau gak mau sakit hati Ra, batin Kejora.

“Sep, apa Galaksi punya perasaan lebih dari temen ke Sarah?” tanya Kejora. Septian tetap diam lalu menjawab,

“Lo udah tau jawabannya,” Septian tidak mau memberitahu lebih.

Kejora makin termenung. Menatap perban, darah, dan bekas lukanya yang tergores tadi. “Apa Galaksi berubah sama kalian?”

“Setiap orang berubah Ra,” jawab Septian.

Kejora tahu. Septian tidak mau terlalu ikut campur—dicerna dari apa yang dikatakannya mungkin karena sudah banyak teman-teman cowok itu ikut campur dalam hubungan Galaksi dan Kejora. Mereka semua bukanlah Septian. Septian bukanlah orang yang mudah memberitahu informasi tentang teman-temannya. Dia juga bukan cowok kepo yang harus tau apa yang dialami oleh temannya—kecuali saat temannya cerita. Dia akan sangat menjadi pendengar yang baik. Seperti sekarang.

“Lo bener. Semua orang berubah. Dulu Galaksi baik banget sama gue. Dia ngelindungin gue, dia yang ngajarin gue banyak hal, dia yang kasih perhatian ke gue. Kita sering pulang bareng, berangkat ke sekolah bareng. Pergi juga bareng. Dulu kami baik-baik aja tapi karena kesalahan gue, dia berubah. Dia pasti sakit hati banget,” ucap Kejora.

“Lo itu pacar pertamanya. Enggak mungkin dia enggak marah,” ucap Septian.

“Kalau dia marah itu artinya dia peduli sama gue kan?” tanya Kejora.

Septian mengangguk. “Tenang aja. Temen gue emang berengsek tapi bukan berarti dia lupa sama lo.”

“Apa dia cerita ke lo Sep tentang itu?”

“Dia bahkan nyaris mati Ra,” ucap Septian.

“Maksud lo?” Suasana mendadak tegang. Kejora benar-benar memusatkan perhatiannya pada Septian. Kejora salah. Kejora pikir dia akan dapat informasi dari Jordan tapi tidak. Septian adalah kuncinya.

“Gue sama Galaksi udah temenan dari lama. Gue pernah mergokin dia dateng ke Markas Box. Dulu pelatih karate gue suka main ke sana. Gue juga punya card khusus untuk masuk ke sana dari pelatih gue. Tapi Galaksi, dia juga punya akses ke sana. Untuk dapetin card khusus itu susah. Harus bertahun-tahun gabung, dari keturunan anggota, dan bos-bos besar. Galaksi bisa masuk karena dia nerusin bokapnya yang udah meninggal. Sebenernya dia udah keluar dulu tapi sekarang terpaksa ikut,” jelas Septian.

GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang