[Selesai]
Highest Rank:
#2 in Fragile (04-04-20)
#7 in Acha (06-04-20)
#1 in Fragile (16-04-20)
#3 in Fragile (11-05-20)
#6 in Devina (20-05-20)
#7 in Devina (23-05-20)
#1 in Apri (25-05-20)
#4 in Fragile (29-05-20)
#1 in Ginting (14-05-20)
...
"Iya, tadi gue gak sengaja ketemu sama dia di resto. Dia nanya kabar Ayah sama Bunda, ya gue kasih tau aja kalau mereka udah gak ada. Dia juga nanyain kabar lo tadi," tutur Devina.
"Kangen gue ama tuh bocah," balas Nino. "Lo udah nanya gimana kabar Mama nya di Jogja?"
"Udah, Ian bilang Mama sehat. Mama juga kangen sama kita, pengen ketemu katanya."
"Ya udah deh, kapan-kapan kita bertiga pulang ke Jogja. Shalat sono, siapa tau malaikat ngambil nyawa lo nanti."
"Serah!"
"Cieee ngambek, haha!"
"Bodo!" Devina membiarkan Nino yang terus saja tertawa di atas penderitaan adiknya sendiri. Dasar abang laknat.
🎶 🏸 🎶
Setelah shalat Isya, Devina memilih untuk rebahan di sofa ruang tengah sambil menonton TV bersama Nino. Saat tengah asyik tertawa melihat kelakuan Sule dan Andre, sebuah notif masuk ke handphone Devina.
"What?" Devina membekap mulutnya saat melihat Rian mengirimkan sebuah chat. Tanpa berpikir lebih lama lagi, Devina segera membalas chat dari Rian.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Woy bocah, napa lu senyam-senyum?"
"Ian ngajak vidcall," jawab Devina. Tak lama, masuk panggilan vidcall dari Rian.
"Assalamualaikum," sapa Rian.
"Waalaikumussalam. Lagi ngapain?"
"Lagi rebahan. Bang Nino mana?" Devina langsung mengarahkan layar handphone nya ke wajah Nino yang tengah tertawa melihat kelucuan Sule di TV.
"Anjir. Weh, Rian. Apa kabar bro?" tanya Nino antusias.
"Alhamdulillah, baik. Abang gimana?"
"Baik, dong. Rian, lo se-kamar gak, sama Fajar?" Devina terkejut, kenapa abangnya menanyakan Fajar?
"Abang kenal sama Fajar?" tanya Devina.
"Ya iyalah, Nino gitu lho."
"Enggak, Bang. Gue se-kamar sama Kevin. Ngomong-ngomong, kerja di mana sekarang?"
"Gue kira, lo se-kamar sama tuh bocah. Kadang bantuin Devina ngurus resto tapi kadang nge-band juga."
Begitu seterusnya. Mereka mengobrol dan terkadang membicarakan hal yang tidak begitu penting.
"Bang, gue tutup dulu, ya? Kebelet banget, nih. Kapan-kapan kita ketemu."
"Siap, bro!"
"Assalamualaikum."
"Waaalaikumussalam," jawab Nino dan Devina serempak. Barulah Rian mematikan sambungan vidcall tadi. Lega rasanya bagi Devina bisa seperti ini lagi, meski tidak bisa sering bertemu seperti dulu.
Mendengar Rian dalam kondisi baik-baik saja, sudah memberi kebahagiaan tersendiri bagi Devina. Tanpa cowok itu ketahui, dia lah yang menjadi alasan Devina bahagia setiap harinya.
📎
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.