Chapter 75

13.7K 600 6
                                    


Hallo guys, apa kabar? Semoga sehat yah

Jangan lupa klik bintang sebelum membaca!!!

.

.

.

    Saat berada di perjalanan mobil Lesya mengebut karena tertinggal jejak motor Axel dan Rayhan, tapi dari arah belakang mobil bewarna hitam pekat tampaknya mengikuti. Lesya sengaja memperlambat kecepatannya, dan ia terkejut ketika orang yang berada di dalam mobil hitam pekat itu sipeneror.

   "Mau lo apa?!" teriak Lesya.

    Sipeneror tersenyum dibalik topengnya ia melesatkan senapan tepat di kaca mobil Lesya, namun senapan itu tidak bisa masuk karena kaca mobil sangat kuat. Lesya tersenyum sebegitu bodohkah musuhnya sampai tak mengenali Lesya. Tetapi Lesya terkejut ketika mobil yang mengikutinya hilang entah kemana, yang jelas Lesya harus sampai ke rumah sakit.

    Setelah sampai di Rumah Sakit, Lesya segera berlari menyeret Rayhan untuk mengikutinya. Mereka masuk ke dalam VVIP 3.

   "Jesika." panggil Lesya yang duduk disamping ranjang Jesika.

   "Hey Les, lo baik-baik aja kan?" tanya Jesika dengan suara paraunya.

   "Kenapa lo selametin gue Jes?" tanya Lesya.

   "Karena lo adik gua." tukas Jesika dengan kekehannya.

   Lesya tersenyum dan memeluk Jesika, ia cukup nyaman pada Jesika walau Jesika bukan anggota keluarganya tetapi ia begitu dekat dan seperti seorang kakak bagi Lesya. Padahal Jesika lebih muda dari Lesya, namun Jesika lebih dewasa karena sikapnya.

   "Jes, lo harus istrihat, jangan langsung kerja." ucap Axel dengan tegas.

   "Tapi-" ucap Jesika.

   "Ada gue." potong Axel.

   "Bener Jes lo jangan paksain diri lo sendiri, kalo ada yang terjadi gak-gak sama lo, gue gak bisa maafin diri gue sendiri, dimana lo yang nyelamatin gue saat itu." ucap Lesya.

   Sedangkan Rayhan hanya diam menyaksikan Lesya yang tengah berbicara pada Jesika dan Axel.

   "Les, tadi si Gandi nelepon gue, katanya lo sore mau kesitu." Lesya menoleh ke Axel dan menggeleng.

   "Lo bilangin ke dia, gue gak jadi. Soalnya si peneror itu terus ngikutin gue kemana-mana, gue gak mau tempat itu ketahuan sama peneror itu." ucap Lesya.

   "Peneror?" tanya Rayhan yang kebingungan.

   "Lo diteror Les? Ngomong ke gue." ucap Jesika yang terlihat sangat khawatir.

   "Orang yang berusaha buat bunuh gue itu peneror Jes, orang yang hampir nembak gue Jes, tapi mirisnya malah kena lo, dan tadi malem dia dateng ke rumah gue dan ngelempar sebuah kotak yang berisi ancaman kek gitu." jelas Lesya.

   "Gue pulang yah, biar lo gak sendirian." tentunya Lesya menggeleng keras saat Jesika memutuskan untuk pulang.

   "Tapikan tadi malem gue nginep dirumah lo Les." huh ucapan Rayhan mampu membuat Axel dan Jesika saling melemparkan tatapan. Karena pikir Axel, Rayhan hanya berkunjung di rumah Lesya di pagi hari ini, dan ternyata Rayhan menginap di rumah Lesya.

   "Jangan salah sangka dulu, emang Rayhan tidur di rumah gue." ucap Lesya.

   "Kok bisa si peneror datang," ucap Jesika.

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang