Chapter 30

17.3K 951 33
                                    


Gua bela-bela in buat ngetik cerita and publish, padahal besok gua musbal! Belum gua mempersiapkan kebutuhan pribadi dan kebutuhan sangga guys! Pusing gua.

Makanya hargai gua yah, lewat vote.
Kalo gak juga gak pa-pa ok.
Soalnya setiap author itu suka banget kalo dikasih vote sama readersnya!ah bacot, sesuka kalian aja deh!!!

.

.

.

Tring... Tring... Tring

   Bel berbunyi membuat siswa/i berbaris di lapangan untuk mengikuti upacara bendera. Terik sinar matahari membuat siswa/i mengeluh, karena kepanasan.

Siap grak...

  Sang komando upacara sudah menyiapkan seluruh barisan siswa/i dengan suara lantang dan nyaring. Upacara sudah setengah berjalan, siswa/i merasa kesal saat kepala sekolahnya memberi amanat yang sama di hari lalu, bosen itulah yang dirasakan mereka saat mendengarkan kepala sekolah yang berbicara tak berujung.

    "Apa sih Gin?" tanya Lesya yang kesal saat Gina menyenggol lengannya.

   Lesya menyerngitkan sebelah kanan alisnya, ia bingung dengan Gina yang hanya diam tanpa membalas pertanyaan dari Lesya, ia menengok ke sebelah dan terkejut melihat Rahyan yang tengah menatapnya dan tersenyum.

    "Ngapain lo disini?" tukas Lesya.

    "Mau mastiin lo aja, kalo lo pingsan apa kagak," ujar Rayhan yang berbisik.

    "Heh, lo doain gue pingsan yah? Ga habis pikir gue."

    "Gini kalo lo pingsan, gue yang gendong lo jangan sampai orang lain yang gendong lo, gue ga rela." ujar Rayhan.

    "Udah lo pergi aja deh, risih gue. Udah panas ada lo lagi." Lesya menatap Rayhan seperti berhadapan dengan musuhnya, karena sungguh malas jika Lesya berdekatan dengan Rayhan dihari ini, pasti akan menambah emosinya.

    "...." Rayhan hanya diam dan kembali memfokuskan pandangannya ke depan.

   Lesya hanya mengendikkan bahunya, ia hanya diam dan terus merutuki dirinya yang kulitnya terbakar oleh sinar matahari, Lesya lupa memakai handbody sebelum berangkat sekolah.

    "Aduh panas banget sih." geruru Lesya yang mengibaskan tangannya tepat di depan wajahnya.

   "Pindah gih di belakang gue, ga panas kok." seru Rayhan.

    "Engga." tolak Lesya.

    Rayhan meraih tubuh Lesya dan membawanya ke barisan di belakang tubuh Rayhan. Semua siswi yang dekat dengan mereka hanya menatap dengan kagum dan iri. Lesya yang di perlalukan manis oleh Rayhan membuat fans Rayhan dan fans Lesya iri dan senang karena mendukung kedekatan mereka berdua.

     "Ih lo apaan sih Han,"

     "Udah jangan banyak ngomong, ga panas kan? Gue rela nutupin tubuh lo Les."

     "Maaf." Lesya berbicara dengan nada rendah ia merasa bersalah terhadap Rayhan.

   Tangan Rayhan meraih tangan Lesya membuat Lesya bingung harus menepisnya apa menerimanya.

     "Jangan minta maaf, udah kewajiban gue sebagai calon imam." ucap Rayhan yang kemudian melepaskan tangan Lesya.

  Lesya masih loading, ia tertegun mendapatkan sentuhan tangan Rayhan. Ada hal yang berbeda di hati Lesya sekarang ketika Rayhan menggenggam tangan miliknya.

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang