Chapter 52

14.4K 685 32
                                    


Okayyy gua lanjutin aja lah!!!

Jangan lupa klik bintang yeh!

.

.

.

     Sebuah tatapan sinis dan makian terdengar oleh pendengaran Lesya ketika melewati lobi sekolah, ia menghela nafasnya dan tersenyum, ia menyakinkan dirinya untuk kuat.

    Masih berani juga dia sekolah, ga malu apa?

    Kalo gue mah mending gak sekolah dulu lah

    Dia ga punya malu lah orang dia berani nusuk Aldino

   Ingin sekali Lesya menghampiri siswi yang tengah menggosipinya, tapi ia tahan dan lebih baik Lesya akan membuat rencana untuk membuat mereka menyesal. Ia terus melangkah menuju kelasnya, tidak ada sapa-an hangat ataupun teriakan dari temannya.

Plak...

    Mata beningnya seketika melotot ketika seseorang datang menghampirinya dan lalu menamparnya dengan keras, Lesya sedikit kecewa ketika orang yang menamparnya adalah Gina, apakah Gina lupa siapakah yang membantu dia selama ini. Tidak ada balasan dari Lesya dia hanya diam tanpa mengucapkan satu kata pun.

   "Les, cowok gue punya salah apa sama lo? Sampai beraninya lo nusuk Aldino!" ujar Gina dengan nada tinggi membuat pandangan siswa/i dikelasnya tertuju pada keduanya.

   "Jawab! Gue ga nyangka sama lo, Aldino itu pacar gue Les, gue itu sahabat lo tapi apa? Lo malah mau bunuh pacar sahabat lo sendiri, maaf lo bukan sahabat gue lagi."

Deg

   Rasanya sangat sesak saat Gina berkata seperti itu, ia menatap manik mata Gina dan tersenyum tipis. Kemudian Gina pergi dari hadapan Lesya dan disusul dengan Via. Tak ambil pusing Lesya duduk tanpa teman yang menemaninya, ia sekarang sendiri dengan lamunannya yang sibuk memikirkan seseorang yang disayangi kini telah pergi hanya karena kesalah pahaman. Tatapan yang menyiratkan tentang kesedihan terus terpancar di manik mata indah milih Lesya, seakan-akan dunia berhenti tidak ada kehidupan lagi, air matanya mulai berlinang di matanya dan tangannya berusaha untuk mengusap air matanya.

Gue harus kuat, okay tinggal 1 hari lagi!* batin Lesya

    Dengan langkah pelan Lesya berjalan menuju kantin sekolah, perut yang keroncongan membuatnya berani untuk menghadapi tatapan sinis dari teman sekolahnya, Lesya mungkin harus belajar jika masalah harus dihadapi bukan dibiarkan, lebih tepatnya bukan masalah tapi kesalah pahaman dan itu semua akan terungkap dengan sendirinya dan membuat semua orang sadar bahwa kesimpulannya itu salah.

Elah tuh cewek ga ngerasa salah banget sih, heran!

Punya malu ga Mbak?

Beraninya dia mau bunuh Kak Aldino

Cewek gila tuh

    Lesya hanya membalas tatapan dan sindiran pedas dengan senyuman tipisnya dan tatapan matanya yang menunjukkan kelembutan, tidak ada pembalasan kasar oleh Lesya yang menyangkut fisik, Lesya lebih suka membuat orang menyesal karena penyesalan akan berujung pada syaraf otak yang otomatis membuat orang terus berfikir tentang hal tersebut. Lesya duduk dan memasan makanannya, setelah beberapa menit pesanannya datang dengan sigap Lesya memakannya tanpa ada rasa malu sedikit pun, karena ia merasa tidak salah, Lesya hanya menunggu kapan kebenaran itu akan terungkap, ia hanga mengikuti perjalanan hidupnya.

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang