Chapter 14

23.8K 1K 22
                                    

Jangan lupa vote and comment, yah readers ku tersayang!

.

.

.

    Gilang yang masih membelakangi teman-teman seisi kelasnya, karena posisinya tengah menutup kembali pintu kelasnya, ia masih tak sadar bahwa ada seorang guru yang tengah menatapnya tajam.

   Siswa/i tertawa melihat tingkah Gilang, sedangkan Lesya ia hanya tersenyum, saat seisi kelas tertawa Gilang membalikan tubuhnya dan sedikit tersenyum ketika menatap seisi kelas dan ia menatap ke samping terdapat se-enggok Guru yang menatapnya dengan tajam, membuat Gilang terpaksa senyum dan membungkukan badannya.

   "Darimana saja kamu?" tanya Ibu Coeg alias Ibu Ina yang menatap tajam Gilang.

  Gilang mendongak ke arah Ibu Ina. "Habis nganterin Apri Bu ke UKS." jawab Gilang yang masih fokus ke Ibu Ina.

   "Kamu jangan liatin Ibu kayak gitu dong, gak sopan banget kamu." omel Ibu Ina.

   Gilang rasanya ingin tertawa, melihat tingkah gurunya yang tingkat percaya dirinya terlalu tinggi.

   "Gilang kamu gak sopan banget bicara sama Ibu, kamu mau ngetawain saya, hah? Ketawa jangan gak usah ditahan-tahan, dan setelah itu langsung hormat di tengah-tengah lapangan sampai jam KBM habis." ujar Ibu Ina.

   "Gimana gak mau ngakak, kalo di mata Ibu itu ada beleknya," sarkas Gilang yang disertai tawaan, membuat se isi kelas tertawa.

   "Diam!" sentak Ibu Ina.

   "Sekarang kerjakan hal 56, Ibu gak mau tau tugas harus selesai hari ini." peringat Ibu Ina yang kemudian pergi dari keluar kelas.

   Seisi kelas bersorak ria, membut Gilang bangga bisa membantu temannya.

   "Makasih Lang, lo udah selamatin kita-kita dari Bu Coeg, asli gue kesel kalo liat dia ngoceh melulu," ucap Adit yang nampak kesal.

   "Iya gue ngerti kok, kalian kan sukanya freeclass." ujar Gilang yang duduk di depan bangku Lesya.

   "Lo beneran kalo Bu Coeg ada beleknya?" tanya Gina.

  Pletak...

   Via memukul kepala Gina menggunakan pulpen, membuat Gina meringis sedikit kesakitan.

   "Makanya lo jangan mikirin si Aldono aja" Gina membulatkan matanya ketika Via menyebut nama Aldino dengan sebutan 'Aldono'.

   "Aldino Via bukan Aldono." ucap Gina yang seolah-olah memberitahu Via.

   "Gue tau serah gue dong mau manggil sebutan orang pake apa aja." ujar Via yang tak mau kalah dengan Gina.

   "Iya sih Bu Coeg ada beleknya, besar pula," ucap Gilang yang mengingatnya dan tertawa dengan geli.

   "Lo sih teliti amat." ucap Lesya.

   "Gue murid baik, makanya memberitahu guru." ujar Gilang yang menepuk-nepukan tangannya di dada bidangnya dengan bangga.

   "Halah bangke, tapi tujuan lo ga kayak gitu juga kan?" tanya Lesya yang sedikit mengerutkan keningnya.

   "Gue males belajar." akuh Gilang.

   "Tapi lo ngerugiin gue." ucap Lesya yang menatap Gilang dengan tajam.

   "Yah maaf Les," Gilang terus meminta maaf ke Lesya yang nampak kesal dengan kelakuan Gilang.

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang