Kesempatan

116 7 1
                                    

"kenapa kau pergi?" Tanya aurel mengetuk pintu kamar iqbal.

Aurel mengejar iqbal yg justru berlari memasuki kamar setelah melihat aurel yg berubah.

"Bal..jawablah,ada apa dengan mu?" Tanya aurel lagi,namun tetap tidak ada jawaban

"Bal,aku rasanya sangat senang, jika aku mau aku bisa kembali saat ini juga" ucap aurel tersenyum

Mendengar ucapan aurel,iqbal dengan cepat membuka pintu menarik gadis itu kedalam pelukannya.

"Jangan tinggalin aku rel,aku mohon, aku gak bisa tanpa kamu rel" ucap iqbal

"Bal.." panggil aurel melepas pelukan iqbal,tampak wajah murung pria itu. Jelas sekali diwajahnya ada kesedihan

"Itulah kenapa beberapa hari ini aku berubah sikap padamu. Aku tau kau menyukai ku. Dan aku tidak mau kalau aku hanya akan membuat mu sedih saat aku meninggalkan mu nanti" jelas aurel

"Jadi kamu sengaja berubah, ngebuat supaya aku benci sama kamu?" Tanya iqbal

"Ya iqbal,aku tidak mau perasaan mu padaku semakin dalam. Dan akhirnya kau malah terluka,dan aku tidak mau itu terjadi" ucap aurel

"Gak bisa rel,aku udah terlanjur cinta sama kamu. Gimana bisa aku ngebenci kamu rel,Kamu bodoh kalau mau ngelakuin itu" ucap iqbal

"Tapi bal,aku tidak bisa tinggal lebih lama disini,apalagi menetap selamanya bersamamu. Itu tidak mungkin,karna ini bukan dunia ku. Kita berbeda iqbal" ucap aurel mengelus pipi pria itu mencoba memberi pengertian

"Rel.." panggil iqbal lirih menggapai jemari gadis dihadapannya, menggenggam seakan tidak mau melepaskannya.

"apa gak ada sedikit aja perasaan dihati kamu buat aku?" Tanya iqbal

"Bal, perasaan bagaimana pun, kita tetap berbeda" ucap aurel

Iqbal mendekat mengecup singkat bibir aurel membuat jantung gadis itu kembali berdetak lebih kencang.Iqbal menaruh tangan aurel diatas dadanya, dan menaruh tangannya diatas dada aurel.

"Kamu jugak rasain yg aku rasa rel. Haha kamu juga ada perasaan yg sama dengan aku" ucap iqbal tidak percaya

Pria itu tersenyum dan langsung membuang muka kesal dengan aurel yg tidak mengakui perasaannya. Sedangkan aurel,justru melangkah pergi keluar rumah,meninggalkan iqbal yang masih terdiam.

Ia tidak tau lagi harus berkata apa. Memang ia sudah menyadari kalau ia juga memiliki perasaan pada iqbal. Namun semuanya tidak mungkin, apalagi ia sudah berjanji pada orang tua iqbal untuk meninggalkan iqbal.

"Rel..." Panggil iqbal berlari mengejar aurel

Begitu iqbal menggapai tangan gadis itu,ia langsung menarik gadis itu kepelukannya. Bisa iqbal lihat dengan jelas gadis itu menangis,iqbal tau kenapa gadis itu menangis.

"Kasih aku,kita kesempatan rel. Kita coba untuk beberapa hari aja. Aku mohon rel" lirih iqbal

Gadis itu masih menangis dalam pelukan iqbal. Ia juga mencintai pria itu,tapi ia juga tidak bisa ingkar janji.

"Kasih kesempatan untuk perasaan kita rel" lirih iqbal lagi,aurel mengangguk

Ia harus memastikan perasaannya, ia juga harus kasih kesempatan untuk hatinya menentukan. Dan pada akhirnya ia harus bisa merelakan.

Iqbal mengangkat dagu gadis itu membuat gadis itu mendongak menatapnya. Iqbal menghapus air mata yg mengalir dari mata dan dipipi aurel.

"Gimana kalau akhirnya tetap harus pisah bal?" Tanya aurel dengan suara serak

"Kalau pada akhirnya gak ada jalan buat kita bisa bersama, aku gapapa kalau kamu tetap mau ninggalin aku rel, setidaknya kasih kesempatan untuk perasaan kita" jawab iqbal tersenyum

"Bal,sekarang aja rasanya sakit. Bagaimana nanti? Aku bingung dengan perasaan ku,harus bahagia atau sedih saat ini" lirih aurel

"Rel,kita jalani sama sama apapun yg terjadi" ucap iqbal memeluk kembali gadis itu

Kali ini lebih erat,yg juga dibalas oleh aurel.perasaan akan takut kehilangan yg sama sama mereka rasakan membuat keduanya hanyut dalam pelukan.

~••~


"Bal,ada yg datang" ucap aurel membangunkan pria yg tengah lelap disampingnya

Ya,setelah cukup lama menangis, membuat aurel dan iqbal kelelahan dan memutuskan untuk tidur. Aurel memilih untuk merahasiakan rencana mama nya yg disetujui oleh aurel.

"Ayo buka pintu" ajak aurel

Iqbal bangun dengan rasa malas dan membuat aurel terkekeh dengan raut muka iqbal yg masih muka bantal.

"Aku akan membuka pintu,dan kau, cucilah muka mu lebih dulu" ucap aurel yg dibalas anggukan oleh iqbal

Aurel kaget saat melihat jordan lah yg datang,karna terakhir kali jordan tidak tau kalau aurel sudah kembali kerumah iqbal.

"Kau tau rumah iqbal?" Tanya aurel tersenyum

"Ya tau lah, teman teman iqbal beberapa juga ada yg tau kok rumah iqbal" jawab jordan

"Ah ayo masuk dulu" ajak aurel, jordan menggeleng

"Gua cuma mau memastikan lo ada disini atau enggak,terakhir lo gak ada  kasih kabar ke gue" cengir jordan

"Ah iya maaf,aku lupa memberi tahu karna saat itu aku sangat terburu buru" ucap aurel

"Gue butuh lo rel,lo mau kan kembali kerumah gue sementara waktu" ucap jordan

"Kali ini gua gak akan lepasin lo aurel, lo harus jadi milik gue" itulah isi fikiran jordan yg dapat dibaca aurel

"Ah a..aku tidak bisa jordan, maaf sekali" ucap aurel gugup takut

"Sebentar aja rel, gua butuh teman dan cuma lo yg ngerti gua" ucap jordan

"Ta..tapi maaf jordan aku tidak bisa, aku sudah janji tidak akan pergi lagi pada iqbal" ucap aurel

"Ayolah rel..gua cuma butuh lo bentar aja kok" ucap jordan menarik tangan aurel

"Tapi aku tidak bisa jordan" ucap aurel berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman jordan

"Woiiii lepasin!!" Teriak seorang pria dengan suara bariton nya dari arah tangga

Tampak sekali amarah diwajah iqbal. Aurel cukup senang karna iqbal lebih dulu datang,ia takut kalau pria dihadapan nya ini berbuat nekat dan membawanya paksa.

"Lo gak dengar pacar gua bilang gak mau!" Tegas iqbal yg langsung menarik aurel kepelukannya

"Oh oke,kalau gitu gua balik. Bye rel" ucap jordan dan langsung berlalu dari hadapan aurel dan iqbal

Iqbal membalas pelukan erat aurel yg ketakutan.berkali kali iqbal mengecup kepala gadis itu berusaha menenangkannya.

Jangan lupa vote nya dan lebih bagus lagi kasih comment nya guys hehe🥰🥰

My FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang