Mereka keluar dari apartement Richard. Tapi sebelum itu Richard memberikan kartu apartementnya pada Monica.

"Ambil lah.."

"Untuk apa?"tanya Monica

"Untuk bisa masuk ke apartement ku saat kamu merindukan ku seperti semalam. Aku suka di peluk,tapi tidak terlalu suka keributan seperti semalam.." Ledek Richard

"Ish..aku tidak akan melakukannya lagi.." Ucap Monica yang akan pergi namun di tahan oleh Richard. Ia meletakan kartunya pada tangan Monica.

"Simpan ini baik-baik" ucap Richard.

***
Hari ini terlalu manis untuk berlalu begitu saja. Tidak ada pertengkarang sekecil apapun antara Richard dan Monica. Bahkan Monica nampak jauh-jauh lebih menggemaskan. Ia tidak menolak saat di ajak makan siang, makan malam bersama. Ia juga menyetujui saat Richard ingin mengantarkannya pulang.

Monica meneliti mobil Richard. Ia baru menyadari bahwa Mobil yang Richard pake nampak sangat mewah.

"Rich.."

"Euhm..."

"Nama mu sangat pas dengan status sosial mu. Rich..kaya" ucap Monica.

Richard tak menyauti Ia hanya tetap fokus dengan jalanan.

"Rich.."

"Hmm.."

"Kalau kamu ngga terlahir dalam keluarga berada seperti sekarang, apa cita-cita mu?" Tanya Monica

Richard menoleh sebentar kepada Monica. Sungguh Ia merasa konyol di usianya yang ke 30 Ia masih saja di tanyai tentang cita-cita.

"Emm..entahlah. Tidak pernah terpikirkan"

"Pikirkan sekarang" pinta Monica.

Richard nampak berfikir. "Aku cukup pintar dalam negosisasi dan berhitung. Menurut mu apa yang pas untuk ku?"

"Arsitek" ucap Monica

Richard mengerutkan keningnya, "kok jauh banget arsitek?"

"Aku pernah liat gambaran kamu.. Dan bagus. Bahkan sangat bagus. Kamu bisa bernegosiasi,bisa berhitung dan menggambar. Kamu pasti akan jadi arsitek yang hebat"

Richard tersenyum dan menganggukan kepalanya. "Ehm.. Bisa jadi. Boleh juga"

"Kalau aku ingin sekali menjadi guru" ucap Monica

"Kenapa?"

"Aku suka mengajar, waktu aku kecil aku sering banget main guru-guruan. Kata almarhum papah ku, aku itu pintar dan kepintaran aku akan lebih berguna kalau aku pakai untuk mencerdaskan orang lain."

Richard menganggukan kepalanya. "Kamu pasti akan jadi guru yang galak"

"Ish.." Rajuk Monica dan memukul lengan Richard. Richard tertawa kecil.

"Aku akan jadi guru yang menyenangkan tau. Nanti akan banyak murid yang suka sama aku..ah pasti menyenangkan"

Richard melirik singkat Monica yang tampak bahagia hanya dengan membayangkan menjadi guru.

"Lalu jatuh cinta dengan murid mu?" Ledek Richard lagi

"Ih kamu tuh..ngerusak fantasi aku tau ngga."

"Ya kan biasanya gitu.. Kalau kamu kerja sebagai dokter kamu akan jatuh cinta dengan perawat begitupun sebaliknya,lalu saat kamu jadi sekataris kamu akan suka dengan bos mu seperti kita sekarang "

"Ya tapi..engga guru dan murid juga!"

"Ya kenapa engga?"

"Karna aku mau ngajar anak Tk atau Sd! Emangnya aku pedofil!"

Richard tertawa geli mendengar jawaban Monica. Jujur saja yang ia pikirkan saat Monica mengatakan ingin menjadi guru adalah guru SMA. Bukan guru tingkat dasar.

"Oke..baiklah..baiklah.. Aku minta maaf" ucap Richard.

Dan Monica hanya mencebik gemas.

...

Mobil Richard berhenti di depan gang seperti biasanya. Ia turun dari mobil begitupun Monica. Mereka berjalan hingga sampai di depan rumah Monica.

"Makasih ya.."

"Sama-sama.. Apa aku perlu masuk dan menjelaskan ke mama kamu dimana kamu semalam?"

"Ish.. Kamu nyebelin tau ngga.. Udah sana pulang"

Richard menganggukan kepalanya. Namun Ia belum melepaskan pegangannya dari tangan Monica.

"Yaudah ini lepas.." Ucap Monica

Richard menggeleng.

"Rich.. Udah ah sana pulang udah malam. Hati-hati,nyetirnya pelan-pelan aja. "

Richard mengangguk namun masih tak melepas genggamannya justru semakin menguat.

"Aku masih rindu dengan mu"

"Apaan sih kamu.."

"Emm.. Kamu terlalu manis hari ini. Aku takut besok kamu akan kembali menyebalkan. Lagi pula besok kan aku harus ke korea tiga hari"

"Cuma tiga hari Rich"

Richard menganggukan kepalanya lagi. "Aku tidak suka keadaan seperti ini. Aku sudah rindu bahkan sebelum pergi. "

Monica tersenyum, Ia melepaskan tangannya. Namun memeluk Richard singkat.

"Selesaikan urusan mu di sana dengan baik. Kalau kamu pulang nanti akan aku buatkan makanan yang special"

"Oke.. Aku pulang ya"

Monica mengangguk, dengan tak Rela Richard pun pergi dari sana.

Monica masuk ke dalam rumahnya setelah Richard benar-benar pergi.

"Baru pulang mba?" Tanya Magisa

Monica kaget di sapa seperti itu oleh magisa. Ia sudah akan memberi alasan mengapa Ia tak pulang semalam. Sampai Magisa mendahuluinya.

"Semalam aku sama mama nginep di rumah bude.. Maaf ya lupa bilang mba, mama juga masih di rumah bude"

Monica pun ingat bahwa Ibunya di rawat semalam.

"Oh..iya.. Mama berapa lama disana?"

"Harusnya besok pulang" ucap Magisa

Monica memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"Yaudah aku masuk dulu. Udah makan?"

Magisa menganggukan kepalanya. Monica meninggalkan magisa dan masuk ke dalam kamarnya.
Senyumnya memudar, setelah tak lagi di lihat magisa.

Ia bahkan merasa sangat bersalah karna merasa bahagia.

Tidak seharusnya Ia merasakan kebahagian seperti ini.  Saat Ibunya sedang berjuang di rumah sakit.

***
Hai hai.. 
Kalian gimana kabarnya?
Semoga baik-baik aja ya 😉, maaf ya aku baru sempet up. 

Turn (Never lose hope)Where stories live. Discover now