Nadeline datang kearah Naden dan berdiri di samping Naden lalu menggandeng tangannya.

"Om, Tante. Anak gadisnya aku anter sekolah dulu," ucap Naden sambil tersenyum.

"Hubungan kalian udah ada kemajuan?" tanya Ardi.

Naden hanya tersenyum misterius sedangkan Nadeline hanya tersenyum kikuk.

Naden dan Nadeline berjalan keluar rumah sambil bergandengan tangan. Mba Sarti yang melihat hanya menggelengkan kepalanya. "Duh non, Mas. Wis pacaran?" tanya Mba Sarti.

Nadeline dan Naden sama-sama tidak menjawab. Membuat mba Sarti tambah penasaran yang terlihat dari raut wajahnya.

"Nadeline, sama kak Naden berangkat dulu mba," ucap Nadeline dan dijawab anggukan oleh mba Sarti.

Naden dan Nadeline menaiki mobil. Naden segera menancap gas keluar dari pekarangan rumah Nadeline.

Butuh waktu 10 menit perjalan untuk tiba di sekolah, untungnya jalan raya pagi ini tidak macet seperti biasanya.

Naden dan Nadeline turun dari mobil dan langsung berjalan kearah lapangan yang sudah diisi beberapa murid yang baru saja tiba di sekolah untuk menuju kelas masing-masing.

Nadeline tidak sengaja melihat Azzura yang baru saja tiba dengan dibonceng Arnold.

Ha... Arnold? Yang benar saja, ia mengucek matanya untuk memastikan yang ia lihat adalah salah.

Naden melihat keanehan sikap Nadeline. "Lo kenapa Nad? Mata lo kemasukan debu? Sini gue tiupin."

Nadeline menggeleng. "Liat deh kak, itu bang Arnold bukan?"

Naden melihat arah pandang Nadeline.

"Iya itu Arnold," ucap Naden.

"Tadi gue liat, bang Arnold boncengin Azzura, mungkin mereka udah jadian," ucap Nadeline.

Naden mengangkat sebelah alisnya. "Bonceng bareng belum tentu jadian. Gue sama lo sering boncengan tapi sampe sekarang belum jadian."

Mendengar sindiran halus dari Naden, Nadeline mengerucutkan bibirnya. Membuat Nadeline dimata Naden semakin menggemaskan.

Arnold dan Azzura berjalan berdampingan.

Nadeline melipat kedua tangannya di depan dada. "Ekhemm..." deham Nadeline membuat dua orang itu terkejut.

Arnold menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Udah masuk lo Nad?" tanya Arnold.

Nadeline diam, melihat sinis kearah Arnold. "Bagus ya bang, lo berangkat pagi-pagi biar bisa berangkat bareng sama Azzura. Gue ditinggal sendirian."

"Kan Ada Naden yang nganter lo. Ya gak Den?" ucap Arnold sambil menyiku dada Naden.

Mengerti kode yang diberikan, Naden langsung mengangguk malas.

"Jujur sama gue, lo berdua udah jadian?" ucap Nadeline sambil menunjuk Arnold dan Azzura dengan jari telunjuknya.

Azzura tampak panik, lantas menarik pergelangan Nadeline. "Ayo Nad bentar lagi bel masuk. Bang Arnold, kak Naden kita berdua duluan masuk kelas. Bye kalian berdua," ucap Azzura sambil menarik Nadeline menjauh dari hadapan Arnold dan Naden.

"Lo berdua udah jadian?" tanya Naden setelah melihat Nadeline dan Azzura berjalan menjauh.

Arnold mengangguk semangat. "Lo kapan nyusul?"

"Tergantung jawaban Nadeline milih siapa diantara kita berempat," ucap Naden berjalan menjauh dari Arnold.

Arnold segera berjalan menyesuaikan langkahnya dengan langkah Naden.

Beloved SunshineWhere stories live. Discover now