54. Usai pt.2

2.4K 105 36
                                    

Selamat sore temen temen semuaaa
Apa kabar? Semoga kalian sehat semua yahh
Maafin aku karena baru bisa update :((
Makasihh untuk kalian yang selalu menunggu dan dukung akuu
😭Pokoknya aku sayangg kaliaannnn😭

Happy Reading

💙💙💙

Air hujan berjatuhan, malam itu terasa begitu menyedihkan, seorang perempuan terisak   dalam kamar bercahaya redup itu. Dia menangis, menutup wajahnya dengan kedua tangan, meratapi keadaan menyakitkan yang ia dapat diwaktunya yang tak banyak, impiannya akan segera hancur, dan ia tak bisa melakukan apa apa.

"Aku tidak pernah ingin mengatakan ini, tapi aku tidak mau membohongimu" laki laki yang merupakan suaminya itu mengelus punggung istrinya, mencoba membuatnya mengerti dengan apa yang mereka hadapi.

"Bagaimana sekarang?" lirihnya.

"Hana, segeralah buat keputusan, tetap pada keinginanmu atau menyerah? Kuserahkan semua padamu"

🍁


Pria itu termenung, kini ia berada disebuah restoran, menunggu seseorang yang akan ia temui disana. Banyak sekali hal yang ia pikirkan akhir akhir ini padahal sebelumnya dia baik baik saja, tapi sesuatu menyeretnya kembali pada  sebuah waktu, dan karena itu ia sadar, banyak hal yang ia sesali sekarang.

"Apa aku sangat terlambat?" suara seseorang yang datang memecah lamunannya.

Ia mendongakkan kepala, ternyata orang yang ia tunggu sudah datang, kini dia sudah duduk tepat dihadapannya.
"Tidak, aku hanya datang lebih awal" ucapnya sembari membenarkan posisi kacamata.

"Aku sudah memesankanmu kopi, kau bisa pesan yang lain jika kau mau" ucapnya ramah.

Pria yang baru saja datang itu hanya diam, matanya tak berhenti memperhatikan orang didepannya, dia menyadari satu hal, orang yang ditemuinya tampak berbeda dari terakhir kali mereka bertemu.
"Kau tampak lebih baik dari sebelumnya" ungkapnya.

Pria berkacamata itu tersenyum simpul.
"Hidupku tampak jauh lebih baik darimu, ada apa Bima? Aku terkejut melihatmu" Bima hanya tersenyum kecil, sejelas itukah kesulitannya tampak sampai orang lain dapat dengan mudah melihatnya?

"Setiap manusia pasti memiliki masalah, kenapa kau tanya itu?" hanya itu yang Bima katakan.

"Setelah bertahun-tahun... Aku tidak mengira akan duduk dan berbicara seperti sekarang denganmu" sambungnya.

Mendengar ucapan Bima pria itu menghela nafas, matanya menatap kosong gelas yang berisi kopi yang hanya tinggal setengah.
"Sesuatu terjadi Bima, sesuatu telah mengguncangku, dan kau, Bima kau telah membuat kesalahan besar" Bima menatap lawan bicaranya, dia tampak begitu serius.

"Kesalahan? Apa yang akan kau katakan Adrian?"

"Kudengar kau menjodohkan anakmu" dia berbicara dengan suara pelan.

Bima terkekeh "apa kau memata mataiku? Seperti kepokakanmu, Vino?" mendengar nama Vino disebut Adrian tampak terkejut.

"Vino? Aku tidak pernah memata mataimu, dan aku tidak tahu Vino melakukan itu"

"Benarkah? Tapi aku mulai berpikir bahwa kau lah orang yang mempengaruhi anak itu, kau yang membuatnya menjadi seorang pembenci dan juga pendendam" Adrian menatap Bima yang baru saja menuduhnya.

Adrian tak pernah melakukan itu.
"Apa yang kau katakan? Memang akulah yang membesarkannya, tapi aku tak pernah sekalipun mengungkit masa lalu itu, dan apa kau tahu? Aku juga telah mengusirnya dari rumah" Bima tampak terkejut, Adrian mengusir Vino dari rumah?

Keyla [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang