52. Berakhir

3.1K 121 9
                                    

Sebelum semuanya hancur
Aku menghancurkannya lebih dulu.
Kukira ini akan lebih baik, namun semua tetap sama.
Tak ada yang berubah.

🐢

Cuaca disore hari cukup cerah, Karell yang tengah melajukan mobilnya menatap serius kearah jalanan. Ia telah berpikir cukup lama dan berakhir dengan sebuah keputusan, keputusan yang akan menentukan semuanya.

Karell memperlambat laju mobilnya saat ia melihat seorang gadis tengah berbincang dengan seorang laki laki didepan gerbang rumah yang sedang ia tuju. Karell memperhatikan mereka dari jauh, siapa lagi jika bukan Key? Dan laki laki itu, sudah dipastikan laki laki itu adalah orang yang menelpon Key pada saat itu.

Karell mengepalkan tangannya, laki laki itu naik ke mobil kemudian pergi dari sana. Setelah melambaikan tangan Key pun masuk kedalam rumah, tanpa berpikir panjang Karell menginjak pedal gasnya mengikuti mobil yang baru saja meninggalkan rumah.

Mobil itu melaju dengan kecepatan rata rata, memudahkan Karell yang mengejarnya dari belakang untuk menyusulnya. Karell tak membiarkan mobil itu lolos dari pandangan, mobil Karell semakin dekat dengan mobilnya, setelah menemukan kesempatan untuk menyalip, Karell menambah laju kecepatannya dan dalam sekaligus ia menghadang mobil itu dengan tepat.

Cekitttt

Mobil itu berhenti saat Karell menghalangi jalannya.

Karell diam beberapa saat sembari melihat mobil yang telah dia hadang. Sedetik kemudian dia melepaskan selft belt nya, keluar menampakkan diri lalu berdiri didepan mobil dengan ekspresi datar dan kedua tangan yang ia lipat didada.

Setelah cukup lama tak memberikan reaksi, orang dalam mobil itu pun keluar dengan ekspresi bingung.

"Aksa Rafiza" ucap Karell membuat Aksa menautkan kedua alisnya.

"Lo sehatkan!? Lo tahu apa yang bakalan terjadi kalo gue telat rem mobilnya tadi? Dan siapa lo? Kenapa lo ngalangin jalan gue?" tanya Aksa penuh kekesalan.

Karell berdecak sembari menatap Aksa tidak suka.
"Gak penting! Gue yang harusnya nanya sama lo, siapa lo? Dan apa hubungan lo sama Key?" tanya Karell masih berusaha untuk tenang.

Mendengar pertanyaan Karell akhirnya Aksa mengerti, dengan siapa dia berhadapan "ohh, jadi... Lo-"

"Sekarang gue ngerti, lo pasti Karell kan?" sambungnya.

Karell tersenyum sinis "jadi dia udah ceritain tentang gue sama lo yah, itu artinya lo cukup penting buat dia" Aksa tersenyum.

"Penting nggaknya itu urusan Key, sekarang mending lo jelasin ngapain lo ngikutin gue?"

"Ternyata lo gak tahu diri" ucap Karell.

"Kalo lo mau tahu jawabannya, kenapa lo gak tanya dia? Apa dia gak kasih tahu lo?"

Karell mulai emosi, dia pikir Aksa benar benar menyebalkan.

"Gue minta lo jelasin, bukan balik tanya!" Aksa memperhatikan laki laki dihadapannya dengan seksama, otaknya mulai berpikir, orang seperti apakah Karell ini? Dan apa alasan Key menolaknya? Entah kenapa semua itu tiba tiba terlintas dikepalanya.

"Sampai sekarang kita masih temen, gak tahu nanti" jawaban Aksa mengundang tawa Karell, selain menyebalkan Aksa ini ternyata cukup berani, Karell patut menghargainya.

"Lo ngarep apa?" tanya Karell.

Merasa terhina, Aksa mulai kesal. Dan hal itu sepertinya membuatnya jadi lebih berani.

"Kenapa? Meski sekarang dia sama lo, gak ada yang tahu kan kalo ternyata nanti dia sama gue" mendengar jawaban Aksa membuat Karell marah, membayangkan hal itu terjadi membuat Karell ingin sekali menghabisinya.

Keyla [COMPLETED]Where stories live. Discover now