46. Secret

2.5K 126 8
                                    

Seandainya ada kesempatan untukku memutar waktu, aku hanya ingin satu.
Pergi kebelakang, saat bahagia bersamamu.

🍁🍁🍁

Sudah tiga jam, Key duduk menatap cangkir kopi dihadapannya yang sudah dingin karena tak tersentuh. Wajah Key terlihat sedih, kemana orang yang ia tunggu, kenapa dia tak kunjung datang. Tak ada satupun pesan balasan atau telpon dari Karell, apa dia baik baik saja?

Key mengkhawatirkannya, apa mungkin dia lupa? Key rasa itu tidak mungkin atau mungkin saja Karell ketiduran. Key pusing memikirkannya, Mira sudah mengirimnya pesan berulang ulang, kapan ia akan pulang, kenapa lama sekali dan apa saja yang ia lakukan disana. Key menjawab semua pertanyaan ibunya, dia juga berhasil membujuk ibunya untuk membiarkannya lebih lama di cafe.

Namun kemana orang yang dirindukannya itu? Jika ia sibuk untuk apa ia menyanggupinya untuk bertemu, sejak kapan Karell menjadi laki laki pemberi harapan palsu? Key kembali mengecek ponselnya, namun masih sama, Karell bahkan tak membaca satupun pesannya.

Mama

Ini sudah sangat malam
Cepat pulang!

Baik Ma

Setelah mengetikkan beberapa pesan untuk Karell, Key membayar kopinya lalu memutuskan untuk pulang dengan hati yang kecewa.

Setelah menghentikan taksi yang kini berjalan menuju rumahnya Key mematikan ponselnya. Dadanya terasa sesak, entahlah tadinya Key merasa khawatir dengan Karell yang tak kunjung datang namun sepertinya Karell sedang melakukan sesuatu yang lain.

Tapi apa yang sedang dia lakukan sampai ia melupakan dirinya? Tak mengangkat telponnya ataupun membalas pesannya. Apa dia tidak memperdulikan Key, padahal Key masih belum sembuh total, meski tubuhnya masih terasa lemah namun Key tetap memaksakan dirinya untuk bertemu Karell.

Namun pada akhirnya apa? Semua tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya.

🐢

"Gue..."

"Lupain! Gak ada gunanya lo tahu!"

"Kenapa si Ta, lo ngeselin banget tahu gak!" Gita tetap diam, ia memilih untuk tak mengatakan apapun pada Karell mengenai alasannya.

Mereka terus berdebat, Karell yang memaksa dan Gita yang tetap diam akan menjadi sebuah perdebatan yang tidak ada ujungnya.

"Gue udah bilang ini keputusan gue!" tekan Gita.

"Dari tadi gue ngomong lo gak ngerti ngerti! Terus muter muter! Buat gue pusing tahu gak!"

"Sekarang cepet jalan dan anterin gue pulang!"

"Fine" dengan perasaan kesal Karell menginjak pedal gasnya.

Karell menjalankan mobilnya menuju rumah Gita, keheningan terjadi, hanya ada suara suara kendaraan yang terdengar.

Karell menghela nafas sebelum akhirnya berbicara memecah keheningan "lo bukan anak kecil lagi Ta, yang disaat lo punya masalah lo bisa dengan mudah menghindar, lo harus bisa menghadapinya, sesulit apapun itu lo harus mampu" ujar Karell tanpa menatap sahabatnya.

"Lo gak akan ngerti" kekeh Gita.

"Gimana mau ngerti, gue suruh lo cerita aja lo gak mau!"

"Buat apa lo cegah gue!?"

Keyla [COMPLETED]Where stories live. Discover now