"Gina ada Rayhan!" teriak Via.

   Gina datang dan duduk disamping Via, mereka berdua menatap heran ke Rayhan.

  "Maaf kita belum bisa nengok lo waktu kecelakaan." ujar Gina.

   "Santai," ujar Rayhan.

   "Kita sibuk cari Lesya," ucap Via.

   "Gue udah inget semuanya." sahut Rayhan.

   "Artinya lo inget Lesya itu siapa?" tanya Via.

   "Gue inget, makanya gue dateng kesini buat cari dia." lirih Rayhan.

   "Assalamu'alaikum!" teriak seseorang yang baru saja datang dan asik berjalan menghampiri Rayhan, Gina dan Via yang tengah mengobrol di ruang tamu.

   "Gercep banget lo, Han?" tanya Revan.

   "Lo pada kek cewek, lama." sahut Rayhan.

   "Hmmm... sesuka lo deh." ujar Revan yang mengalah.

   "Kita fokus ke Lesya," ujar Bryan.

   "Terakhir lo liat Lesya dimana?" tanya Revan kepada Via.

   "Waktu pensi sekolah, terus dia sempet ngobrol sama kita dia meluk kita terus ngucapin perminta maafan," ujar Via yang mengingat kejadian malam waktu di pensi sekolahnya.

   "Terus?" tanya Revan yang fokus tatapannya pada Via.

   "Yah, terus dia gak kelihatan lagi." ujar Via.

   "Menurut gue mah itu kayak pertanda, bener gak sih? Kata lo kan Lesya kayak minta maaf gitu sama lo semua, lah kan terus dia hilang. Sok misteri banget kan?" ujar Gilang yang menimbrung baru saja datang entah darimana dia masuk ke rumah Lesya.

   "Bener juga kata lo, pasti ini kayak direncanain gitu, gue juga ngerasa janggal gitu." sahut Bryan.

   "Gue pengen jujur sama lo semua, tapi masalahnya gue udah janji sama Lesya," perhatian mereka kini tertuju pada Gina yang baru saja berkata.

   "Kenapa? Jujur aja Gin!" suruh Gilang.

   "Gue jahat sama Lesya hiks... hiks...." mereka menatap Gina dengan bingung karena tiba-tiba Gina manangis.

   "Kenapa Gin, gue sama sekali gak ngerti." sahut Via yang menatap Gina yang kini matanya sembab karena air mata.

   "Lesya kenapa Gin? Please lo kasih tau gue, ini nyawa Lesya Gin, gue gak mau kehilangan dia." ujar Rayhan.

   "Lesya ada di markas geng Alaskar." ucap Gina yang bergetar hebat ia teringat begitu sadisnya Angkasa menyiksa Lesya.

   "Bajingan!" teriak Rayhan dengan suara oktafnya.

    Rayhan bangkit dan segera keluar dari rumah dan menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, ia tak menghiraukan teriakan dari pengguna jalan lainnya. Sahabatnya kini berada di belakangnya dengan Fina yang berboncengan dengan Aldino dan Via dengan Revan, Gilang dan Bryan menaiki motor.

   Rayhan menghampiri Angkasa yang kini tengah bercanda ria dan tertawa dengan gengnya dan langsung memukul.

  Bugh...

   Akibat pukulan dari Rayhan membuat bibir sebelah kanan Angkasa memar dan berdarah.

   "Bajingan!" tukas Rayhan yang menatap manik Angkasa dengan sinis dan tajam yang siap menerkam Angkasa hidup-hidup.

   "Wow maksudnya apa nih? Dateng-dateng langsung main pukul?" tanya Angkasa dengan nada tenangnya.

   "Jangan sok bego lo anjing, lo sembunyiin Lesya dimana?" tanya Rayhan yang masih mengepalkan tangannya.

Lesya Story (END)Where stories live. Discover now