"Kantin yok." ajak Lesya.

    Dengan semangat Gilang menggandeng tangan Lesya dan berjalan ke kantin.

    "Eh Les, tumben banget pagi udah ke kantin?"

    "Laper." jawab Lesya.

    "Lo tunggu disitu yah, gue pesenin." ujar Gilang yang kemudian mendekati Mbak kantin.

    Butuh beberapa menit untuk memesan makanan, sedangkan yang Lesya lakukan hanya menatap dua sejoli yang tengah duduk di hadapannya, orang yang pernah dekat dengannya, orang yang pernah menjadi bagian dalam hidupnya, tapi sekarang orang itu berdamping dengan orang lain. Haruskah ia mengikhlaskan semuanya? Rasanya sangatlah berat untuk melepaskannya.

   Gue ga ada hak buat cemburu sama lo Han, kita cuman pernah deket doang*  batin Lesya

   Helaan nafas terdengar gusar dan lengkungan manis sudah terlihat kembali di wajahnya, yang mencoba untuk menerima dan mengikhlaskan semuanya.

    "Les, noh gue udah mesenin buat lo." lamunan Lesya sadar ketika Gilang berbicara kepadanya.

    "Kenapa? Rayhan?" tanya Gilang.

    Lesya hanya mengangguk dan tersenyum, gadis itu terlihat sangat menyedihkan karena ia masih saja mencoba tersenyum walau hatinya kecewa. Ia menghela nafasnya dan memilih menyantap makanan yang dipesan oleh Gilang.

  * * *

    Not piano mulai mengalun dengan nada dan irama yang sangat tepat dan enak di dengar, membuat siapapun akan nyaman ketika mendengarkannya.

    "Wih lo bisa main piano?" tanya Yuda.

    "Seperti apa yang lo lihat." jawab Lesya.

     Sudah 2 jam Lesya dan anak bandnya berlatih untuk acara sekolah yang sekitar 1 minggu, sekarang ia ikhlas jika Tuhan memanggilnya.

    "Gue cabut." pamit Lesya yang keluar dari ruang musik menuju parkiran.

    Lesya melenggang pergi dan kebetulan pandangannya terfokus kepada taman belakang sekolah dan ia menghampirinya, ternyata tidak ada apapun, ia membalikkan badan dan sebuah pisau berhasil tertangkap oleh tangan Lesya, darah bercucuran dari tangan Lesya. Tetapi ia tidak sedikitpun meringis kesakitan hanya senyum sinis yang mulai tercetak diwajahnya.

    "Mau main-main sama gue?" tukas Lesya.

    "Iya." jawabnya.

    "Kenapa sih lo benci banget sama gue hah? Apa lo ga kurang udah ngerebut Rayhan dari gue." lanjut Lesya.

    Lesya malu ketika kebablasan berbicara tentang Rayhan, membuatnya menggerutu kesal kenapa otak dan pikirannya sangat pas jika tentang Rayhan.

    "Siapa yang ngerebut Rayhan? Emang lo pacarnya?" pertanyaan Adel sukses membuat Lesya skakmat dan langsung terdiam.

    "Yang gue tau kalian cuman deket doang kan? Belum jadian, tapi kenapa lo nya yang sok yah." Lesya merasa tersindir ketika Adel berbicara dengan sangat santai tanpa beban.

    Lesya mendekati Adel.

    "STOP!" Sebuah teriakan mampu membuat Lesya diam dan menghentikan aksinya.

    "Del, kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Rayhan yang menghampiri keduanya yang tengah beradu argumen.

    "Aku dibawa sama Lesya Han, dan dia mencoba ngelukain aku." adu Adel yang membalikkan fakta.

    "Tuh liat tangannya bawa pisaukan?" mata Rayhan teralih ke benda tajam yang terpegang erat di tangan Lesya.

   "Udah gue bilang jangan lo bully cewek gue lagi, lo punya telinga ga sih? Atau lo budek yah, harus beberapa kali lagi gue ngomong ke lo!" nada bicara Rayhan terdengar menyentak.

    "...."

    "Pergi." dengan cepat Lesya meninggalkan keduanya .

     Perasaan Lesya begitu bingung antara benci, kecewa dan kesal terhadap Adel yang membalikkan fakta dan dengan mudahnya Rayhan percaya oleh tipu daya Adel. Karena perasaan kesal masih menyelimuti dirinya Lesya melajukan mobil sport dengan kecepatan di atas rata-rata, mobilnya menerobos hujan deras. Ia parkirankan dibagasi mobilnya dan masuk ke rumahnya untuk menjalanlan ritual mandinya.

   🐸🐸🐸

    Tangan Adel bergelayut manja di tangan Rayhan, rasanya risih saat kekasihnya berada disampingnya, aneh bukan? Perilaku Adel terkadang membuat Rayhan ilfeel dan jijik, dimana Adel suka mengatur Rayhan, sedangkan Rayhan sangat membenci ketika ada seseorang mengaturnya.

   "Sayang tau ga? Sepatu aku udah jelek." Rayhan sangat paham dengan arah pembicaraan Adel.

    "Jangan sekarang yah, Mama belum transfer soalnya." tekukan di wajah Adel terlihat jelas ketika Rayhan tidak mengabulkan keinginannya.

    "Yaudah deh. Aku mau makan yah." ajak Adel.

    "Pedagang kaki lima aja." ajak Rayhan.

    "Lah kok gitu sih sayang? Aku maunya di resto." kekeh Adel.

    "Yaudah bayar sendiri." tukas Rayhan.

    "Dih kok gitu sih, kamu kenapa sih Han akhir-akhir ini pelit sama aku?" pertanyaan Adel begitu konyol.

    "Uangnya belum di transfer Del, Mama lagi sibuk sama bisnis dan perusahaannya." jawab Rayhan.

Please jangan di skip!

Aku mau rekomendasi karya-karya aku

    * Alia dan Luka

Ini cerita sad parah, kalian wajib banget baca cerita ini. Yang mau nangis langsung aja baca cerita aku yah

    *A problem

    Tentang persembunyian wakil ketua geng yang selama ini dicari-cari.

    Dicerita ini banyak kejutan loh, yuk langsung aja baca

    * Truth Od Dare

    Cerita ini menunjukan sikap dari pemain utama yang pecicilan, petakilan dan gila. Semua orang geleng-geleng kepala melihat sikapnya.

    Kepo? Langsung aja tambahin ke reading list kalian yah.

    *Osis VS MPK

    Cerita ini tentang permusuhan Osis dan MPK. Adakah dari kedua organisasi itu lebih unggul atau bisa dikatakan menang?

    Bagaimana kejadiannya? Baca aja yah

    *Langit

    Seorang lelaki yang berstatus ketua geng yang nasib mudanya harus direlakan karena harus di nikahkan dengan seorang perempuan.

    Hayo gimana hidup Langit dengan perempuan beruntung itu? Ayo guys gercep tambahin ke reading list kalian yah

    KALIAN LANGSUNG AJA KEPOI AKUN AKU YAH @KUSNIMAH_KTH!!!

   

Segitu aja dulu lah, jari gua capek!!!

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang