"Terserah ngambek aja.."

Risa mengangguk, Ia sudah akan membuat keributan namun Richard menghentikannya.

"Oke..duduk" ucap Richard dan membuka mulutnya.

"Gimana enak kan?"

"Aneh..kenyal-kenyal seperti aku sulit mengunyah" ucap Richard.

"Ini namanya cilok.. Terbuat dari tepung aci dan campuran daging atau ikan." Ucap Risa

Richard hanya bisa mengangguk tanpa mengomentari apapun lagi.

Mereka terus menikmati jalan-jalan mereka. Richard pun sudah mulai biasa dengan naik turun busway. Ia bahkan sudah tak lagi merasa susah, justru tampak bahagia. Saling tertawa dan bercanda. Bahkan meskipun hari sudah menunjukan pukul sepuluh malam keduanya belum nampak lelah.

Kini mereka sedang memesan sate ayam kesukaan Risa. Mereka berdiri di dekat jembatan.

"Naikin aku kesitu dong.. Aku mau.duduk."

Tanpa mengatakan apapun Richad mengangkat dan mendudukan Risa di pembatas pinggir jembatan,sedangkan Ia terus memegangi Risa.

Richard mengadahkan kepalanya menatap langit malam.

"Cerah.. Tapi kenapa bintang tidak ada? "

Risa ikut memandang langit,  lalu menatap Richard Yang sedikit di bawahnya. 

"Bintangnya kan kamu"

Richard menahan senyumnya Dan terus menatap langit malam.

"Aku lebih cerah dari bintang"

"Iya sih.. Jakarta sudah terlalu terang dan banyak polusi jadi bintang tidak terlihat lagi." Ucap Risa.  Ia menyentuh bulu-bulu wajah Yang di biarkan Richard tumbuh saat libur bekerja. 

"Kenapa?" Tanya Richard

Risa tersenyum lagi,jelas sekali Ia lupa betapa sedihnya Ia sebelum Richard datang.

"Aku ingin dengan mu seperti ini setiap hari"

Richard memeluk pinggang Risa dan tersenyum meski tidak sebahagia Risa.

"Kita tidak akan bisa seperti ini setiap hari. Jika aku lari ke dunia mu dan jatuh miskin, kita akan bertengkar setiap hari. Aku yang merasa frustasi akan lebih sering memarahi mu, begitupun kamu yang merasa kekurangan akan marah pada ku. Orang tua ku akan menutup semua langkah ku,agar aku kembali kepada mereka." Ucap Richard

Risa mengangguk, "aku mengerti sekarang.. Lagi pula aku tidak ingin memiliki mu tanpa restu"

"Kenapa? Kenapa kamu tetap ingin menikahi ku? Kamu bisa meminta apapun padaku bahkan tanpa perlu menikah. Kamu bisa memanfaatkan mu sebanyak yang kamu mau.. Lalu saat menurut mu semua sudah cukup kamu bisa pergi..kenapa kamu ingin menikah dengan ku?"

Risa tak menjawab hanya memainkan rambut Richard. 

"Aku tidak akan meninggalkan mu kalau bukan kamu yang pergi lebih dulu.. Jadi apa cukup untuk mu berhenti meminta ku menikahi mu?"

Risa menggelengkan kepalanya. "Tidak, Aku tetap ingin menikah dengan mu dan harus" jawab Risa

"Kenapa? "

"Karna aku ingin memiliki mu semuanya.. Bukan hanya kebahagian mu, tapi segala kesulitan mu. Aku ingin menjadi rumah tempat kamu lelah. Dimana kamu bisa berekpresi tanpa takut akan di jatuhkan. Aku ingin menemani mu saat kamu memang harus menangis,aku ingin menenangkan mu saat kamu marah aku ingin menjadi alasan terbesar mu untuk tertawa dan bahagia." Ucap Risa

Turn (Never lose hope)Where stories live. Discover now