prolog

19.3K 1K 12
                                    

Mawar yang disakiti oleh durinya sendiri.

-Naila Bilqis Al Madinah-

*****

"Umi Ayah kok nggak pulang-pulang ya? dari dua hari yang lalu, Nai salah ya Umi? minta uang ke Ayah jadi bikin Ayah marah terus Ayah nggak mau pulang."

"Nai pengen Ayah pulang Umi.. Nai janji nggak nakal, Nai bakal jadi anak yang pintar ngaji deh.. Ayah suruh pulang ya Um? Kalau Ayah nggak pulang, Nai titip salam ya Um, bilangin ke Ayah Nai minta maaf kalau Nai nakal.." rengek gadis kecil itu.

Gadis kecil yang periang menjadi pendiam kala Ayahnya pergi. Separuh jiwa sudah tidak tinggal lagi bersamanya. Kini ia terus merengek pada Uminya, matanya terus mengeluarkan airmata

"Nai sayang, kamu nggak salah, Nak, ini sudah jalannya Allah nggak boleh nangis ya? udah besar habis ini masuk sekolah baru kan?" wanita paruh baya itu mensejajarkan tubuhnya dengan anak kecil berusia 6 tahun.

"Iya Umi, tapi Umi Nai tadi denger paman bilang surat cerai untuk Ayah gitu? surat cerai itu apasi Umi? surat cinta ya? atau—"

Wanita itu tau apa akhir yang akan diucapkan gadis kecilnya maka dengan cepat ia memotong pembicaraan. "Belum waktunya, Nai tau sayang, besok kalau kamu udah besar Nai tau sendiri." jujur saja pertanyaan yang dilontarkan oleh anaknya sampai sekarang ia tak mempunyai alasan.

"Nai jagain Adek ya? Umi besok kerja. Ini buat Nai telepon Umi kalau ada apa apa." lanjut Hanum.

Matanya berbinar kala melihat sebuah Ponsel kecil diberikan padanya. "Umi mau kemana? Ini buat Nai? Yey syukron Umi!"

"Umi besok kerja nak nggak jauh kok.. Iya ini buat Nai hanya buat kabarin Umi ya? nggak boleh diisi gambar aneh-aneh dan nggak boleh diisi sama lagu-lagu kecuali sholawatan ya?"

Anak itu mengangguk senang. "Iya Umi."

Hanum bertahun-tahun kerja berangkat pagi dan pulang malam. Bertemu dengan anaknya hanya di pagi hari sebelum berangkat sekolah.

Dan saat itu juga mereka bungkam semua yang ada di rumah jika gadis kecil ini bertanya apa itu arti kata cerai? mengapa Ayah pergi? semua diam. Hingga akhirnya aku tau apa yang terjadi.

Naila Bilqis Al-Madinah. Setelah bertahun-tahun ia baru sadar bahwa orangtuanya berpisah.

"Kalau waktu itu aku tau, pasti bakal larang Ayah pergi. Sejak itu gelap menyelimuti rumah kami yang terang sekejap menjadi gelap gulita tanpa lentera." sesal Naila.

*****
Haiii hehe terimakasih udah baca cerita yang aku buat! Enjoy yaaa.

Jangan lupa divote ya teman", share juga boleh!

See u next part
-with love, fau

See u next part-with love, fau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SENDU (On Going)Where stories live. Discover now