"Gue mau ke kantin yah, noh tugas gue udah selesai." ujar Lesya yang bangkit dari duduknya dan melangkah keluar kelas untuk ke kantin.

   Lesya berjalan di koridor sengan wajah yang tenang, semua murid kini memusatkan perhatiannya ke Lesya yang berjalan dengan anggun dan sedikit tersenyum, ini keajaiban bisa melihat Lesya tersenyum yah walau sangat tipis. Lesya segera duduk di tempat biasanya dan segera memesan nasi goreng dan es jeruk, setelah menunggu makanan tiba, akhirnya Lesya langsung menyantap makananya dengan minat.

    Beda dengan seseorang yang duduk di meja sebelah Lesya, yang kini menatapnya dan tidak lupa senyum dan lirikan ke Lesya, ternyata Lesya mengetahuinya ketika ada orang yang terus memperhatikannya, tapi ia membiarkannya.

   🐸🐸🐸

   "Lo liatin Lesya melulu," ujar Aldino kepada Rayhan yang nampak terkejut saat Aldino berucap seperti itu.

   "Biasa aja kali Han mukanya, gue gak bakalan ngetawain lo kok." ujar Revan yang tertawa tanpa rasa tak enak kepada Rayhan karena melanggar perkataannya sendiri.

   Pletak...

    Bryan menjitak kepala Revan dengan sendok, ia kesal melihat teman yang otaknya sungguh melebihi Albert Einsten.

    "Bego lo Van, tadi lu ketawa ogeb." seru Bryan yang kesal, sedangkan Revan hanya tersenyum tanpa dosa.

   "Lo suka yah sama Lesya Han?" pertanyaan yang di lonyatarkan oleh Aldino membuat Rayhan tersedak.

   Segera Bryan memberikan minumam untuk Rayhan.

   "Lo kalo ngomong di filter dulu njing," ketus Rayhan kepada Aldino.

   "Hahaha... kan gue cuma nanya," ujar Aldino.

   Tiba-tiba seorang cewek datang dan dengan manja bergelayut di tangannya Rayhan dan Aldino siapa lagi kalo bukan Lisya sama Audry.

   "Singkirin tangan lo dari tangan gue!" tegas Rayhan yang kesal saat mendapatkan perlakuan seenaknya oleh Lisya, tetap Lisya tak mendengarkan ucapan Rayhan ia malah tersenyum.

   Tapi beda dengan Aldino yang terus tersenyum saat mendapatkan perlakuan seperti itu, ia tak masalah karena Audry adalah pacarnya yang baru saja jadian dua bulan yang lalu

   "Luka atau lepas!" gertak Rayhan yang benar-benar marah, Lisya langsung melepaskannya, ia takut Rayhan marah besar padanya.

    "Puas lo? Rayhan gak mau sama lo, karena lo mirip kayak ondel-ondel." ejek Revan yang membuat Lisya mendengus kesal.

    "Lo yang kayak badut ancol." timpal Lisya yang memaki balik Revan.

   "Udah Lis, lo pergi aja." usir Bryan yang sudah muak dengan tingkah laku Lisya

    Lisya akhirnya pergi, hanya ada Audry yang tengah bemesraan dengan Aldino.

   🐸🐸🐸

    Lesya yang melihat Lisya bergelayut manja di tangan Rayhan, hanya tertawa. Tapi ia sedikit jijik melihat Aldino yang tersenyum ketika Audry memperlakukannya seperti itu. Tak lama Gina dan Via datang dengan membawa makanan dan minumannya, mereka segera duduk dan melihat arah mata Lesya yang menatap 4 laki-laki yang duduk di bangku seberangnya, tapi Lesya kini memutuskan untuk melanjutkan makannya dan Lesya menatap Via yang memakan dengan lahap, tetapi Lesya bingung saat menatap Gina yang terus menunduk.

   "Gin, lo kenapa? Karena Aldino?" tanya Lesya to the point kepada Gina yang terus mengaduk-ngaduk makananya.

   "Hmmm gue gak pa-pa." ujar Gina yang kemudian menatap Lesya dan Via secara bergantian dan tak lupa senyumnya yang menyembunyikan lukanya, bagaimana tidak semalam Aldino yang terus mengechatnya dengan kata-kata manis dan sekarang malah mengecewakan Gina.

    Lesya dan Via mengerti perasaan Gina saat ini juga, tetapi mereka memilih tak membahas Aldino.

   "Sabar Gin, gue udah ngomong kalo dia playboy." ujar Via.

   "Iya gue tau Vi, emang guenya aja yang baperan," ucap Gina.

   "Udah jangan bahas dia." tukas Lesya.

   Lesya, Via dan Gina melanjutkan makannya, tapi tak bisa dihindari Gina yang terus melirik ke Aldino dengan raut muka yang kecewa.

   🐸🐸🐸

    Beda di meja Rayhan, Aldino yang terus bermesraan dengan pacarnya membuat Rayhan ingin sekali muntah, sedangkan Revan dan Bryan yang saling terus-terusan menjitak kepala keduanya, segera Rayhan melemparkan kacang ke arah Revan dan Bryan yang tengah adu jotos.

    "Kalian bisa diem gak?!" tanya Rayhan sedikit menggeretak membuat Revan dan Bryan berhenti dan saling menatap sama lain yang kemudian tertawa.

   "Lo berdua gila." cetus Rayhan yang tampak kesal melihat tingkah Revan dan Bryan yang semakin hari makin aneh.

   "Sekate-kate lo Han, bilang kita berdua orang gila." timpal Revan.

   "Sekate-kate kayak tobi di GGS aja," ujar Aldino.

   "GGS?" tanya Bryan yang memikirkan ketiga huruf konsonan itu.

   "Ganteng Ganteng Serigala." ujar Revan.

    "Oh." ucap Bryan mengangguk mengerti

   "Gue serigala hitam, Rayhan vampire nya, Aldino serigala putih dan Bryan monyetnya." putus Revan yang sangat diterima oleh ketiga sahabatnya, namun tidak dengan Bryan yang melototi Revan.

   Tentunya Bryan tidak terima mana ada monyet di cerita GGS, ini tidak adil kenapa dirinya disamakan dengan binatang itu. "Monyet gak ada di film GGS tolol," sarkas Bryan.

    "Buktinya lo." celetuk Revan yang dihadiahi jitakan oleh Bryan.



   Sampe segitu aja dulu lah, author capek mikirnya kan lagi libur mau membebaskan otak dulu.

Bye

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang