13. Siapa Dia

6.1K 305 29
                                    

Bagian 13
Selamat Membaca

Niko menggelengkan kepalanya. Benar saja Key bisa menaklukan si batu Darrel.

Key dan Niko masuk kedalam kamar pasien yang pertama. Ternyata pasien adalah seorang anak balita yang terkena demam berdarah.

Setelah sedikit berbincang-bincang dengan orang tua pasien, Key akhirnya menghampiri anak berusia empat tahun yang terbarinng di brankar tersebut.

“Hai, nama kamu siapa?” tanya Key ramah.

“Nana.” Jawab anak itu singkat.

Hallo Nana, lihat deh kakak bawa apa.” Ucap Key sembari mengeluarkan sebuah boneka panda dari belakang tubuhnya.

Nampak anak itu gembira melihatnya dan Key langsung menyerahkan boneka tersebut kepada Nana.

“Nana suka?” tanya Key yang di balas anggukan oleh Nana.

Key menyikut perut Niko yang berdiri di sebelahnya.

Paan sih?”  tanya Niko kesal karena sikutan Key cukup membuat perutnya sakit.

“Hibur kek, ngapain kek.” Ucap Key pelan dengan giginya yang di rapatkan.

Niko menghela napas, repot juga ia dipasangkan dengan Key dalam satu kelompok ini.

“Hai, Nana. Nama kakak, Kak Niko. Kakak jomblo sejak lahir, jadi masih suci nggak kaya kakak satunya ini yang-“

Aw! Sakit, pinter!” Niko mengumpat kesal saat Key menginjak kakinya dengan keras.

Key tersenyum dengan menunjukkan deretan giginya. “Itu bukan ngehibur namanya!” ucap Key pelan dengan geram dan menggertakkan giginya.

Mereka berdua akhirnya keluar dari ruangan Nana.

Niko langsung duduk di sebuah kursi di sana lalu mengusap kaki kirinya yang malang.

“Tanggung jawab, lo, kalau kaki gue kenapa-napa terus ntar di amputasi.” Ucap Niko asal.

Key yang berdiri dengan tangannya bersedekap di depan dadanya pun langsung mengubah posisi tangannya menjadi menengadah ke atas.

Amiin.”

Ajir, nggak gitu juga.” Ucap Niko geram.

“Lah gimana? Gue sebagai teman yang baik tuh harus meng-amini apa yang diinnginkan temanku satu ini. Bukannya begitu?” tanya Key sembari tertawa melihat Niko yang kesal sendiri.

“Udah yuk lanjut lagi. Biar cepet kelar.” Ajak  Key sembari  mmengambil sebuah parsel dan boneka panda yang tersempil logo Osis sekolahannya.

Key berjalan mendaahului Niko. Niko hanya tersenyum lalu berjalan menyusul Key.

Setelah beberapa saat, akhirnya tinggal satu satu kamar lagi yang belum di kunjungi.

Key yang sedang duduk istirahat sejenak pun menghela napas. Ia meraih parsel dan boneka terakhir yang ada di kardus itu.

“Tinggal satu lagi.” Gumam Key sembari berdiri dari tempat duduknya.

Niko yang sudaah lelah, masih tetap duduk di posisi nya.

“Ayo.” Ajak Key sembari berdiri di hadapan Niko.

“Bentar kali Key. Napas dulu.” Ucapnya. Ia nampak kelelahan.

Key terkekeh, “Tinggal satu lagi. Habis ini lo boleh beristirahat dengan tenang.”

Niko membelalakkan matanya. “Lo do’a in gue mati?”

My KeyWhere stories live. Discover now