24. Alasan Menjauh

5.7K 283 16
                                    

Bagian  24
Selamat Membaca

Key baru saja masuk kedalam kelasnya. Keadaan kelas masih kosong. Baru Key yang berangkat saat itu.

Sebenarnya bukan hanya Key yang sudah berangkat. Reno juga sudah berangkat bersamanya tadi. Tapi Reno pamit dulu, katanya mau pergi ke kantin dulu untuk sarapan. Biarlah, toh Key juga tak peduli.

Key duduk di bangkunya seperti biasa. Ia membuka tas nya. Mencari barang yang mungkin bisa dibilang sangat berharga baginya. Ya, ia tengah mencari bukunya.

Buku itu memang sudah selesai ia baca sejak lama. Tapi entahlah, Key tidak bosan membaca ulang buku tersebut berkali-kali.

Key terus menggeledahi tasnya itu. Key  mengingat-ingat kembali, dimana ia mmenyimpan buku tersebut. Seingatnya, ia meletakkan buku itu di dalam tas nya.

Key menepuk dahinnya. Ia lupa, kemarin ia membawanya ke café untuk mendapat suasana membaca yang tenang.

“Apa mungkin ketinggalan di café itu ya?” gumam Key pada dirinya sendiri.

“Sendirian aja lo. Tumben berani.” Celetuk seseorang yang baru saja masuk kedalam kelasnya.

Key menoleh cepat. Tepat kearah Reno yang berdiri di ambang pintu.

Reno berjalan menghampiri Key. Ia menggeser kursi lalu duduk di samping Key.

“Lo ngapain dah, bongkar-bongkar tas?” tanya Reno.

Key kembali merapikan barang-barangnya. “Nyari buku.” Jawab Key.

Reno mengangguk-anggukkan kepalanya. Reno saja paham, buku apa yang di cari Key. Ya, Reno juga tau bahwa buku yang di cari Key adalah buku yang berharga baginya.

“Kenapa nggak beli lagi? Kayaknya buku itu masih ada stock di toko buku deh. Belum punah.” Ucap Reno dengan memasukkan sebutir permen yang tadi ia beli.

Key menutup kembali tasnya, lalu mengalihkan pandangannya pada Reno. “Tetep aja beda.” Cibir Key.

“Kenapa beda? Karena belinya sama Darrel gitu?” Reno menaikkan satu alisnya.

Key diam, enggan menjawab. Memang benar adanya kalau buku tersebut dibelinya saat bersama dengan Darrel.

Reno menangkup pipi Key dengan kedua tangannya.

“Coba deh, sekali aja lo coba peka sama orang di sekitar lo. Lo lihat, mungkin ada orang yang sayang sama lo. Tapi sayangnya lo terlalu rapat nutup hati lo.” Ucap Reno dengan menatap manik mata Key.

Key hanya diam. Rasanya sudah lama Reno tidak berucap seperti itu akhir-akhir ini. Dulu waktu mereka masih kecil, Reno sering memberikannya kata-kata untuk menyemangati dirinya.

Reno menurunkan tangannya Lalu satu tangannya terulur memberikan suatu benda persegi panjang pada Key.

“Nih, lo butuh coklat supaya mood  lo balik lagi.” Reno menepukkan sebatang coklat itu di dahi Key.

Key menerimanya dengan bibirnya yang mengerucut.

Reno kini sibuk dengan ponsel di tangannya.

“Ren,” panggil Key.

Hmm..” Reno masih enggan menoleh pada Key.

“Ren, lihat gue sini deh.” Ucap Key lagi.

“Nggak ah. Takut gue jadi cinta sama lo.” Tolak reno.

“Ren, lihat dulu!” pinta Key dengan tangannya yang menggoyang-goyangkan pundak Reno.

My KeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang