Chapter 38

3.9K 335 28
                                    

Pagi mulai datang, mengusir keheningan malam yang menakutkan. Menma menatap Sakura yang kini melompati dahan-dahan pohon disampingnya. Tingkat kewaspadaan Menma meningkat apalagi ketika ingat kondisi penglihatan Sakura.

Walau Sakura kehilangan penglihatan, bukan berarti ia tak bisa lagi beraksi layaknya seorang Shinobi. Ia masih bisa hanya sekedar berlari melompati dahan-dahan pohon atau sekedar melempar kunai.

"Kau siap, Sakura?"

Sakura mengangguk. "Kukira masih jauh?"

"Memang." Menma terkekeh. "Aku hanya memastikan."

Mereka pun masih setia melompati satu persatu dahan-dahan pohon. Sakura tahu, perjalanan ke konoha masih sangat jauh. Walau begitu, jantungnya tak henti-hentinya terus menggila ketika memikirkan bagaimana reaksi teman-temannya.

Ia tak sabar melihat bagaimana ekspresi serta sikap mereka saat ia menemui semua orang. Walau begitu, ia juga merasa sedikit takut dan khawatir. Ia takut semua yang telah direncanakan tak berjalan sesuai rencana dan malah hancur berantakan.

Sakura terdiam, mencoba menghilangkan perasaan takut yang seolah membelenggu dirinya. Ia tak mau keyakinannya kembali pudar hanya karena pemikiran yang belum tentu benar.

"SAKURA! AWAS!"

Sakura cukup terkejut dengan teriakan Menma dibelakangnya. Setelah itu, ia dapat merasakan Menma memeluknya erat dan seolah membawanya pergi menjauh dari lokasinya berdiri.

DUARR!

Menma mengedarkan tatapannya, disana, ditempat Sakura berdiri, terdapat kertas peledak yang siap meledak kapan saja.

"Kau tak apa?" Tanya Menma saat ia berhasil menapakkan kakinya ke tanah.

Sakura terengah, ia mengangguk.

"Siapa disana?!" Tegur Menma. Sedari tadi, ia menyadari ada seseorang yang mengikuti perjalanan mereka.

Dan benar saja, lima orang pria kini berdiri didahan-dahan pohon mengelilingi mereka. Salah satu dari mereka, menatap angkuh Sakura dan Menma.

"Serahkan harta kalian!" Gertak salah satu dari mereka.

Menma menghela nafas. "Maafkan aku Tuan. Kami tak memiliki harta apapun. Bahkan kami tak punya sepeser uang pun." Ucap Menma berusaha memelas. Lagi pula, ia malas berhadapan dengan orang-orang ini.

Mereka berlima tertawa sumbang.

"Jangan berbohong. Mana mungkin pengelana seperti kalian tak memiliki sepeser uang!" Ucap salah satu dari mereka.

"Kami memang benar tak memiliki harta atau sepeser uang pun."

"Kalau begitu, nyawa mu yang menjadi gantinya!" Ucap salah satu dari mereka. Orang itu pun segera melempar kunai yang disertai dengan kertas peledak.

Menma pun reflek mundur dengan membawa Sakura. Dilihat dari cara melempar kunai, Menma yakin orang-orang didepannya adalah seorang Shinobi. "Hey, Tuan. Dilihat cara mu menggunakan kunai, aku yakin kau adalah Shinobi."

Orang itu tertawa. "Ya, aku memang Shinobi. Lalu apa masalahmu?"

"Bukankah lebih baik kau menerima misi dari Desa-Desa sekitarmu untuk mencukupi kebutuhan mu?"

You are everything to meWhere stories live. Discover now