Chapter 25

3.9K 230 9
                                    


(Note: maaf kalau tulisannya berantakan and ada beberapa typo;)

Warning!!
T

Y

P

o

TYPO!!!

Sasuke masih setia ditempatnya duduk. Ia tak berniat pergi menyusul Naruto yang kini istirahat diruang peristirahatan. Sasuke terdiam sambil menatap datar lautan gelap didepannya.

Angin malam berhembus pelan menyapu wajah rupawan dan rambut gelapnya. Deru ombak terdengar bersahutan dan bergantian menabrak sisi kapal, membuat kapal sedikit bergoyang.

Malam itu terasa begitu menyakitkan untuk putra bungsu Uchiha Mikoto itu. Ia tak pernah merasa sehancur ini, apalagi hanya karena perkataan benci yang sering ia dengar dari orang-orang. Namun kali ini kata benci itu terlontar dari orang yang jauh berarti untuk dirinya. Orang yang selalu memberi kehangatan jauh didalam relung hatinya, orang yang selalu peduli padanya disaat semua orang memalingkan wajah mereka darinya, orang yang bahkan rela tersakiti berulang kali hanya untuk pemuda tak berhati seperti dirinya.

Ingatan dimana ia menyakiti gadis itu dengan kata-kata tajamnya kembali berputar didalam memorinya bagai kaset rusak. Ingatan dimana gadis itu menangis didepannya kembali membayanginya. Bahkan kalimat dari gadis itu yang memintanya untuk kembali ke Desa masih melekat pada dinding memorinya.

Suara gadis itu terdengar serak, bibirnya bergetar, air matanya tak berhenti membasahi pipi tembamnya yang memerah, isak tangis penuh permohonan begitu besar. Dengan sekuat tenaga, gadis itu kembali menyatakan perasaannya, meminta dirinya untuk kembali ke Desa, menetap di Desa, mengukir kisah baru pada kertas putih yang ia berikan padanya.

Gadis itu terlihat begitu menyedihkan. Namun yang lebih menyedihkan adalah saat dirinya sama sekali tak peduli dengan segala permohonan gadis itu. Ia mengabaikan segala usaha yang dilakukan gadis itu tanpa memikirkan perasaannya.

"Sakura..."

Sasuke menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya pelan. Perasaan sesak mulai merangkak naik memenuhi lubuk hatinya. Perasaan sedih dan marah bercampur menghiasi relung hatinya.

Sasuke membenahi posisi duduknya. Ia kemudian membenarkan jubah hitam yang senantiasa melekat pada tubuhnya. Sasuke menguap pelan. Mata tajamnya berubah sayu dan tampak berair menahan kantuk.

Sasuke kembali membenahi posisinya. Ia berusaha membuat posisi senyaman mungkin.

Pluk!

Sesuatu terlihat terjatuh dari saku pemuda bermarga Uchiha itu. Sebuah kotak kecil yang terbalut dengan kain beludru hitam yang nampak anggun. Sasuke menatap kotak kecil itu sekilas sebelum tangan lebarnya memungut kotak kecil itu.

Sasuke menatap kotak itu dengan tatapan rumit sebelum jemarinya membuka kotak itu perlahan. Sasuke menahan nafas ketika sebuah kalung dengan bandul bunga sakura indah yang menyapa mata onyxnya. Kalung itu tampak anggun dengan warna merah muda yang tampak hidup.

Sasuke menatap sedih kalung itu, ya, kalung itu adalah hadiah yang Sasuke siapkan untuk ulang tahun Sakura. Namun kalung itu belum bisa menghiasi leher putih gadis Haruno itu.

Sasuke berharap kalung ini bisa sampai pada orang yang ia harapkan. Ia ingin melihat kalung ini melambai pelan ketika dia berlari lincah mendekati dirinya.

"Hufft.."

Sasuke lelah. Cukup untuk hari ini. Izinkan ia istirahat untuk beberapa menit saja. Izinkan ia lepas dari Sakura yang terus memonopoli hatinya. Cukup, sudah cukup untuk hari ini.

You are everything to meWhere stories live. Discover now