Chapter 16

3.7K 250 7
                                    

(Note: akan ada beberapa jutsu yang sebenarnya bukan milik tokoh. Dan juga akan ada jutsu baru.)

Nggak suka nggak perlu baca.

WARNING!!

TYPO!

"Terima kasih makan malamnya!" Tenten berseru saat makanan yang dihidangkan penduduk Desa Murasaki telah masuk keperutnya. Neji juga melakukan hal sama begitu pun dengan tiga Anbu.

"Makanannya sangat lezat." Puji Tenten kepada para perempuan Desa yang mau repot-repot membuatkan makan malam untuk mereka. Putri pemimpin Desa mengangguk malu.

"Kami senang jika kalian suka." Ucap Nona Kaori, putri pemimpin Desa.

Neji, Tenten dan ketiga Anbu sampai di Desa Murasaki tadi sore. Sesampainya disini, Neji dan Tenten segera menyerahkan bantuan yang diberikan Konoha. Mereka mungkin akan menginap disini satu malam, mengingat akhir-akhir ini cuaca sering berubah-ubah.

"Tenten-san, Neji-san kalian akan menginap di Rumah ku, begitupun para Anbu." Ucap Kaori. 

Tenten tersenyum, "Arigato Kaori-san." Kaori balas tersenyum.

***

Malam terlihat begitu pekat. Entah ada apa dengan hari ini, langit cerah yang biasanya berhiaskan ribuan bintang, kini berubah digantikan awan mendung.

Petir tak jarang terdengar menggelegar memenuhi sunyinya hutan lebat. Beberapa butiran air juga mulai turun membasahi ranting-ranting pohon. Dua orang berjubah biru tua berlari dan melompati dahan-dahan besar yang mulai lembab.

Tak lama setelah mereka melompati dahan-dahan besar, mereka berhenti pada dahan besar yang menghadap langsung ke Desa Murasaki. Pohon itu berada diatas tebing, sehingga mereka dapat melihat keadaan dari posisi mereka.

Mata hitam Guren mengamati beberapa penduduk Desa yang terburu-buru merapikan perapian mereka, takut basah akibat hujan.

Sakura tak begitu memperhatikan, ia lebih memilih mendongak menatap butiran air yang mulai turun dengan lebat.

"Sakura, kau siap!"

Sakura menoleh menatap rekannya itu. "Ha'i."

Mereka mengambil ancang-ancang bersiap terjun dan menyerang. Namun belum sempat mereka melangkah, suara ledakan terdengar dari belakang salah satu rumah penduduk dan disusul api yang berkobar.

Duaarr!

Guren terkejut bukan main. "Guren-san, kau memulai lebih dulu?" Pertanyaan Sakura berhasil membuat Guren menoleh.

"Aku belum melakukan apapun." Sanggahnya. Memang benar, Guren belum melakukan apapun.

Duaarr!

Lagi, ledakan itu kembali terdengar. Jeritan penduduk Desa bersahutan, mereka berlarian keluar dengan wajah panik.

Guren semakin bingung. "Siapa yang melakukannya?!"

"Aku."

Seseorang berhenti didahan yang sama, tepatnya disamping Sakura. Guren dan Sakura sontak menoleh.

You are everything to meDove le storie prendono vita. Scoprilo ora