Chapter 23

3.7K 255 21
                                    


Warning!

(Ini cerita khayalan yang tidak ada hubungannya dengan anime yang asli. Jadi jika ada yang tak nyambung dengan anime asli, mohon dimengerti. Contoh, dianime asli, Naruto dkk mengenal Guren. Tapi disini tidak.)

WARNING!

TYPO!!

Panas matahari belum begitu menyengat seperti hari biasanya. Kicaun burung masih tersisa menyambut beberapa gulungan ombak yang berkejaran menuju bibir pantai. Ombak-ombak itu bukanlah ombak ganas, melainkan ombak yang sangat tenang.  Angin sepoi begitu terasa membawa aroma amis khas pantai.

Jika kalian berpikir pantai ini sama dengan pantai tempat Sasuke tadi, maka itu salah. Pantai ini berada jauh dari pelabuhan maupun pantai yang Sasuke kunjungi tadi. Bisa dibilang pantai ini pantai yang terisolir dan jarang dipijaki. Jadi jangan heran jika pantai ini masih tampak asri.

Naruto dan yang lainnya baru saja menginjakkan kaki mereka dipasir putih yang masih bersih itu. Nafas mereka terengah, mata mereka melirik kesana kemari, berusaha mencari beberapa orang yang diduga sebagai penyusup itu. Namun nihil. Mereka tak menemukan orang lain dipantai itu selain mereka sendiri.

Tebing-tebing dan karang besar berdiri kokoh bagai pelindung pantai itu.

"Shino, dimana mereka?" Tanya Naruto.

"Seranggaku kehilangan jejak mereka." Sahutnya.

Naruto mengumpat. "Sial."

"Tapi, aroma mereka masih tertinggal." Ucap Kiba. Ia berusaha mengendus beberapa bau yang masih tertinggal dipasir pantai.

"Kau mengenali aroma itu? Siapa--"

"KETERLALUAN! Kalian meninggalkan kami!" Ucapan Naruto harus terpotong akibat teriakan super dari pewaris klan Yamanaka.

Semua berbalik, mata mereka menemukan Ino dan Hinata yang baru saja menginjakkan kaki mereka di pasir putih itu.

Ino berkacak pinggang, matanya menatap tajam Naruto dan yang lainnya. Terutama Sai. Apalagi sekarang dengan wajah tanpa dosa, Sai tersenyum manis menyambut kedatangan kekasihnya itu.

"Sai! akan ku lakban bibirmu itu!"

"Sudahlah Ino-chan." Ucap Hinata.

Sasuke mendengus melihat pertengkaran kecil itu. Yang lebih penting sekarang adalah para penyusup itu. Dimana mereka? Chakra yang terasa familiar itu kini sudah tak dapat ia rasakan. Padahal, ia sangat yakin kalau Chakra itu berhenti disini.

SLAP!

Sebuah kunai dengan kertas peledak tiba-tiba menancap didekat mereka. Semua reflek menoleh.

"MENJAUH!" Teriak Naruto. Semua segera menghindar.

DUUARR!

Kunai itu meledak. Pasir putih disekitar kunai itu berterbangan akibat ledakan.

"Siapa itu?!" Teriak Kiba.

Semua menoleh kesana kemari mencari pelaku.

"Apa mau kalian?! Keluar!" Ino menyahut.

SLAAP!

Lagi, satu kunai peledak berhasil menancap didekat kaki Ino. Mata Ino melebar, ia segera menjauh diikuti Hinata yang memang berada didekatnya.

DUARR!

"Baka! Dasar pengecut! Keluar kalian!" Ino berteriak marah.

Tak ada jawaban, kecuali jawaban dari  angin yang berhembus membawa beberapa butir pasir. Matahari mulai naik perlahan.

You are everything to meWhere stories live. Discover now