Chapter 22

3.2K 245 5
                                    

"Jadi, kita akan berangkat nanti siang?" Tanya Kiba disela-sela acara mengunyah rotinya. Kiba terlihat duduk disebuah kursi dengan Akamaru yang tidur didekat kakinya.

Naruto mengangguk. "Itu yang dikatakan Sasuke padaku."

"Ngomong-ngomong, kenapa tidak pagi ini saja?" Tanya Sai.

"Aku tidak tahu. Tapi Sasuke bilang siang nanti lebih aman." Naruto menghela nafas.

"Aku pikir siang nanti terlalu tanggung untuk mencari Sakura. Kenapa tidak sekarang?" Sahut Shino.

"Aku juga berpikir begitu."

Shino menghela nafas. "Apa ini ada kaitannya dengan kabut dijalan menuju Tsukigakure?"

Naruto menatap Shino. "Kau tahu?"

"Semalam itu yang dikatakan Tuan Touma padaku dan Sasuke."

"Oh begitu."

Ceklek!

Pintu kamar penginapan terbuka. Semua yang ada didalam kamar itu menoleh kearah bingkai pintu.

"Hinata?"

"Ano Naruto-kun, kau belum sarapan tadi. Aku sudah siapkan sarapan untukmu."

Naruto tersenyum kaku.

"Aa Baiklah, terima kasih."

Hinata mengangguk.

"Ah Ngomong-ngomong, dimana Ino-chan dan Sasuke-san? Mereka belum sarapan."

"Mereka sedang bicara serius masalah Sakura. Sepertinya Ino sedang mencermahi Sasuke habis-habisan." Naruto terkekeh.

"Baiklah, aku ke bawah dulu."

Naruto mengangguk. "Terima kasih."

Hinata tersenyum. Ia berbalik dan berniat pergi dari kamar penginapan itu. Namun niatnya batal ketika melihat siluet sahabat pirangnya yang sedang menaiki tangga.

"Ino-chan?" Panggilnya.

Ino mendongak, "Hinata?"

"Kau darimana?"

Ino tak langsung menjawab, ia terlebih dahulu naik menghampiri Hinata.

"Hanya jalan-jalan saja."

"Aa begitu. Cepat sarapan, aku sudah membuatkan mu sarapan."

"Baiklah, terima kasih."

Ino yang kembali menuruni tangga untuk sarapan diikuti Hinata.

Siluet Ino dan Hinata perlahan menghilang dari pandangan Naruto.

Naruto diam beberapa detik, ada yang aneh hari ini. Ada sesuatu yang akan terjadi. Entah kenapa hati dan pikiran Naruto merasa aneh sejak dalam perjalanan ke penginapan setelah menemui Sasuke.

Sesuatu itu, seperti sedang bergerak perlahan menghampiri mereka. Apalagi saat tadi ia seperti merasakan Chakra Sakura, walau sangat samar.

"Halusinasi?"

Naruto menarik nafas pelan, berharap perasaan aneh ini menghilang.

Sreek!

Naruto mengalihkan tatapannya kearah Kiba yang bangkit dari kursinya. Kiba berjalan melewati Naruto menuju pintu.

"Kau mau kemana?" Tanya Sai.

Kiba mengalihkan tatapannya. "Kudengar ada pasar didekat sini. Aku ingin membeli beberapa makanan untuk Akamaru."

You are everything to meWhere stories live. Discover now