Chapter 24

3.7K 269 6
                                    

Hay hay gaes? Apa kabar semua? Baik-baik ajakan. Kayaknya ada yang ingkar janji nih 😥.

Tapi aku pengen kalian tau kalau wattpadku rada-rada error nih. Berulang kali chap ini ditulis, tapi malah nggak bisa dibuka, dan malah kehapus sendiri😧.

Dan juga, selain wattpad ku yang gesrek itu, sebenarnya aku juga lagi sok sibuk gaes.
So, mohon dimengerti 😂

Tapi nih, wattpad ku udah sehat jiwa dan raga 😂. Jadi,....

HAPPY READING!!

WARNING!!

TYPOOOOOO

***

Malam kembali datang, menelan siang yang telah sepanjang hari menemani. Bintang-bintang mulai terlihat merapatkan diri di cakrawala malam. Malam itu tak satu pun awan terlihat menemani hawa dingin dimalam itu. Hanya ada langit yang terhampar luas dengan membawa bulan dan bintang sebagai perhiasan.

Hikari tsuki baru saja menginjakkan kaki mereka disebuah Pulau besar. Pulau itu dikelilingi pohon-pohon Sakura yang berguguran. Padahal sekarang bukan musim semi. Namun pohon-pohon itu tak berhenti menjatuhkan bunga-bunga berwarna pink itu. Bunga sakura akan terus berguguran sepanjang tahun di pulau itu.

Pulau itu tidak hanya dikelilingi hutan Sakura. Namun juga diselimuti kabut tebal. Pulau itu bisa dibilang indah namun juga menyeramkan karena kabut tebalnya itu. Ya, Pulau itu adalah Pulau tujuan Hikari tsuki. Pulau Yamazakura. Pulau itu tampak menawan ketika sang malam ikut mengantarkan bunga-bunga sakura yang berguguran.

Suara derap langkah beberapa orang terdengar begitu nyaring menembus sunyinya malam di hutan Yamazakura itu. Mereka adalah Hikari tsuki. Berjalan pelan menyusuri hutan dengan jubah biru tua yang melambai pelan mengikuti gerak tubuh penggunanya.

Mata emerald Sakura menelusuri sudut-sudut Hutan Sakura yang begitu cantik namun begitu sunyi.

"Hikari, apa kita akan langsung ke Kastil?" Tanya Guren.

Mata Sakura bergulir menatap Guren. Begitu pun Hikari.

"Sepertinya begitu. Tapi kita lihat dulu keadaanya. Aku dengar Pamanku punya pasukan Ninja yang ia beli dari Desa besar sekitar Pulau ini. Cih, bahkan aku tak sudi mengakuinya sebagai Paman." Raut wajah Hikari berubah masam.

"Jadi?"

Hikari melirik Shion sekilas. "Kita awasi dulu keadaan disekitar Kastil."

Semuanya mengangguk kecuali Sakura yang tampak kurang fokus.

"Kalau begitu, apa yang kita tunggu? Ayo kita mulai beraksi!" Seru Menma.

Semuanya mengangguk, mereka serempak mulai berlari dan melompat menembus pohon-pohon sakura. Bunga sakura yang berjatuhan juga ikut mengantarkan mereka ketujuan yang membuat mata mereka hanya tertuju pada balas dendam.

***

BRUAAKK!

"TSUNADE-SAMA!!"

Bunyi pintu yang hancur akibat tendanga maut seorang Godaime begitu nyaring. Disusul dengan teriakan memekakan dari Shizune. Orang-orang yang ada di Ruangan itu tak kalah terkejut, mereka reflek berdiri.

You are everything to meWhere stories live. Discover now