Bab 8

6.7K 364 6
                                    

Rule 8 :

If your cheeks are hurting from smiling when you are with someone. Then, babe.  You are in love.

"You know i never said this before but you really are mysterious, " Aakiff mengangkat kening kanannya ke arah Adwa. Ketika itu mereka berdua sedang menunggu rakan-rakannya yang tengah solat.  Adwa cuti. Aakif baru selesai solat.

"Asal? " Aakiff memandang Adwa. Menunggu penjelasan.

"Where have you been for the past 3 days?" Adwa menyoal.  Daripada memendam persoalan seorang diri. Baik dia tanya. Kalau tidak,  buat sakit kepala saja berfikir.

"Why,  you miss me that much? " Aakiff mendekatkan wajahnya ke arah Adwa.  Lantas, dahi Aakif ditunjal dengan geram.  Bapak sakit.

"Orang serius, kau main-main pulak. " Adwa mencebik geram. "Betul-betul lah.  Kau sakit ke?  At least whatsapp la aku.  Bagitahu apa-apa, " nada Adwa bertukar lembut. Sebelum Aakiff membuka mulut, Adwa terlebih dahulu memotong.

"Ya! Aku risau.  Cuba cakap kat aku isteri mana tak risau.  Aku bukan macam kau.  Aku still ada perasaan tau tak, " Adwa mula membebel.  Aakiff menongkat dagu. Senyuman di bibir sedaya ubaya di tahan.

"Ingat Aakiff,  kau tu still suami aku.  Haa.  Jangan buat hal macam-macam.  Kalau tak baru kau tahu tinggi rendah langit dengan bumi macam mana, " Adwa menyelitkan amaran. Wajahnya serius memandang Aakiff.

Aakiff menghela nafas. 

"Done? " soalnya. Adwa mengangguk. Aakiff kembali bersandar pada kerusi dengan tenang dengan senyuman di bibir. Adwa kehilangan kata-kata.  Itu saja reaksi yang diterimanya.

"Kenapa kau senyum macam tu? " Adwa menyoal curiga.  Bukan selalu Aakiff tunjuk secara terang-terangan reaksi di wajahnya. 

"Let's just say, Im content, " Balas Aakiff .senyuman masih tak lekang dari bibir.

"Sebab? "

"I got more than I ask for and Im grateful for that, " Adwa buat muka blur. Sumpah dia tidak paham.

"Apa yang kau dapat?" tanyanya.  Tak boleh ke cakap straight to the point.  Tak payah nak berkias-kias bagai.  Penat otaknya nak memproses.

"That's for me to know and for you to find out, " kata Aakiff,  mula senyum senget. 

"Wow!  Aku ingat boleh jumpa ayat tu dalam novel je, " Adwa kembali memerli.  Terasa dirinya diperkecilkan. (Not serious)

"Dalam novel,  apa maksud ayat tu? " Aakiff menyoal kembali.  Wajahnya serious.

"It means,  there's big secret and one day, i will eventually know what is yang dirahsiakan sangat tu, "

"Agreed, " Aakiff memeluk tubuh.

"Well, okay then.  But,  if that secrets are going to be my doom.  Then,  i dont want to know. Better keep it to yourself, " ujar Adwa sebelum berhenti berfikir sejenak. 

"On second thought, just tell me. Truth is better even its hurt, " kata Adwa menganggukkan kepalanya beberapa kali. 

Kali ini Aakiff menggeleng dengan senyuman dibibir yang tak dapat disembunyikan.

**

A week passed

"Ya Allah,  leganya dah habis test untuk minggu ni, " Mawar menggeliat.  Lega. 

"Definitely, " Adwa bersetuju.  Sepanjang seminggu itu,  mereka hanya keluar rumah untuk makan sahaja.  Nak masak? Masak maggi sajalah diorang larat.

Mine (Always & Forever) ✔️ CompletedWhere stories live. Discover now