Thirty 1 : come clean

224K 22K 7.1K
                                    

Malam minggu🤭 selamat membaca guyssss

Jan lupa mampir ke ig : catatansabrina yaa. Aku mau opmem Gc whatsapp thank u
...

Sargas terdiam seraya meremas ponselnya, melihat itu Anna langsung bertanya.

"Kenapa, Kak?"

"Nggak apa-apa. Kakinya masih sakit? Bisa jalan?" tanya Sargas melupakan soal Ladeya, pikirnya masa bodo gadis itu mau melakukan apa yang dia lakukan sendiri.

"Bisa, Kak. Ini cuma luka kecil," ujar Anna.

"Kecil tapi mengkhawatirkan."

"Lebay hehe."

"Ayo." Sargas mengulurkan tangannya, dengan cepat Anna menerimanya, dan keduanya melangkahkan kakinya keluar ruangan UKS.

"Muka kamu tadi pucet," tutur Sargas seraya terus melangkahkan kakinya, tangannya masih setia menggenggam tangan gadisnya.

"Anna sesek napas."

"Nggak pantes kamu main begituan."

Anna menunduk membiarkan Sargas berucap demikian. Pasalnya memang benar, memangnya ia cocok untuk bermain basket seperti itu?

Dan kedua mata Sargas bertemu langsung dengan gadis yang tak lama mengiriminya pesan, langkah Sargas terhenti membuat Anna juga ikut menghentikan langkahnya.

Dan Ladeya langsung menghampiri Sargas.

"Aku chat kenapa nggak dibales? Aku nggak tahu tempat ini." Anna mengernyit saat gadis itu berucap.

"Ngapain kesini?" Tanya Sargas.

"Kamu ngapain pegang tangan cewek itu?" Anna semakin tidak paham. Saat ia hendak melepaskan tangan Sargas, Sargas justru mempererat genggamannya.

"Dia cewek gue."

"Sargas. Kita itu bakal dijodohin loh? Kamu nggak boleh—"

"Gue kasih tahu sama lo, dia cewek gue. Lebih baik lo ngadu sama nyokap-bokap lo kalo gue udah punya pacar." air mata Ladeya mengalir.

"Kak, ada apa sebenarnya?" Sargas menatap Anna.

"Kamu denger jelas, kan?"

"kakak dijodohin?"

"Iya." Balasan Sargas membuat hati Anna sakit luar biasa. Sedangkan Ladeya menatap Anna kesal, ketika berbicara dengannya Sargas menggunakan lo-gue, sedangkan pada Anna Sargas menggunakan aku-kamu.

"Kenapa nggak cerita?"

"Bagi aku ini nggak penting toh aku juga maunya sama kamu, Anna."

"Kak, keluarga kita punya hubungan bisnis," sela Ladeya saat Sargas mencoba menjelaskan pada Anna.

"Terus?"

"..." Ladeya mengusap air matanya.

"Gue sama sekali nggak peduli." lanjutan Sargas membuat Ladeya sakit luar biasa. Saat hendak meninggalkan Ladeya, seseorang memanggil Sargas membuatnya menoleh.

"Sargas, kamu di panggil pak Sentoso." Sargas berdecak.

"Mau apa sih?"

"Kamu datang ke kantor atau kamu bakal diaduin sama kedua orangtuamu."

"Banyak bacot!" Sargas menatap Anna.

"Aku ke kantor dulu ya nemuin tua bangka."

"Kakak nggak boleh gitu!" balas Anna berbisik.

"Kamu mau apa?"

"Ganti baju."

"Ok, kalau ada apa-apa, bilang aku." Sargas membisiki Anna sebelum pergi. Sedangkan Sargas beralih menatap Ladeya.

ANNA (SELESAI)Where stories live. Discover now