Thirty : she's coming

236K 21.3K 7K
                                    

Thank u! Komen tiap paragraf yaaa💕

...

Mata Anna terbuka dan waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi, Anna mulai melakukan aktivitasnya, dengan mandi dan menyiapkan seragam sekolahnya. Setelah semuanya siap, ia hendak sarapan, namun matanya menyipit saat melihat panggilan tidak terjawab dari Sargas jam 11 malam, dan malam itu Anna sudah tertidur.

Saat Anna hendak menelpon balik, notif ponselnya membuat Anna terkejut.

Grup Kelas XI IPA 1

Dinda : @anna aja lah yang gantiin arel🙂

Deris : anjirrr, jan Anna ah

Wenda : gada lgi, udah anna aja

Fatur : iyaudah Anna aja. Yg penting kalian harus main basket

Anna meremas ponselnya. Astaga, apa-apaan ini.

Anna mau membantah tapi ia jarang sekali nimbrung di grup kelasnya. Anna tidak mau muncul sama sekali. Ia menatap jamnya, saat hendak melangkahkan kaki, suara dering ponselnya menghentikan langkahnya.

Fatur, ketua kelasnya menelpon.

"Halo, Anna?"

"I-iya."

"Lo ikut basket ya hari ini, main awal lawan anak kelas 12," ujar Fatur.

"Emangnya Arel kenapa?"

"Nyokapnya dirawat. Udah, asal main aja."

"I-iyaudah deh."

"Ok."

Anna menghembuskan napasnya berat. Sebenarnya ia sangat kesal, bagaimana pun teman kelasnya pasti tidak menyukai dirinya saat bermain. Anna dengan cepat sarapan terlebih dahulu, lalu ia melangkahkan kakinya keluar rumah, dan sebuah mobil sudah setia menunggu.

"Kak Sargas? Kenapa nggak masuk?"

"Lo udah keluar."

"Kakak dari jam berapa?"

"Enam." dan sekarang sudah jam 7.

"Kakak aneh, setidaknya kalau kakak nggak mau manggil aku, telepon a—" Sargas langsung masuk ke dalam mobil membuat Anna mengatup kembali mulutnya. Lalu dengan segera ia masuk ke dalam mobil.

Sargas terlihat tidak bersemangat, entahlah.

"Kakak udah sarapan?" tanya Anna.

"Udah."

"Kakak sakit ya?"

"Enggak."

"Hm, atau lagi sariawan?"

"Enggak juga."

Ok, Anna dengan cepat memakai seatbeltnya dan mengabaikan Sargas. Begitupun Sargas juga ikut terdiam sampai akhirnya keduanya sampai disekolah.

Selama perjalanan tidak ada suara sama sekali, terkecuali Anna yang bersin hampir 4 kali.

Anna membuka seatbeltnya.

"Kamu...sakit?" entah mengapa ada yang menggelitik di perutnya. Ia merasa aneh dengan gaya bicara Sargas yang tiba-tiba berubah.

"A-apa?"

Sargas berdecak. Ia sedari tadi memikirkan bagaimana caranya agar lo-gue ini berubah menjadi aku-kamu seperti pasangan lainnya. Tapi kenapa lidahnya sangat kelu, dan sedari di dalam mobil, Sargas terus berlatih dalam hati untuk mengucapkannya.

ANNA (SELESAI)Where stories live. Discover now