Twenty 6 : Sargas is Mine

291K 25.1K 9.4K
                                    

Anna terkejut saat Sargas duduk di sampingnya, Bian yang disampingnya juga ikut melihat ke arah Sargas yang dengan watadosnya duduk disamping Anna. Kini Anna berada diantara cogan sekolahnya.

"Jir, ngapain lo, Gas?" itu suara Bian, Sargas menoleh.

"Lo nggak liat gue ngapain?" seketika Anna deg-degan saat dua cowok di kanan kirinya terlihat panas.

"Kagak, sono ah jangan di sini. Gue mau berduaan sama Anna," ujar Bian, refleks mata Anna membulat. Perlahan namun pasti, Anna menoleh untuk melihat reaksi Sargas.

"Anna punya gue," balas Sargas tanpa ekspresi.

"Na, jawab dah lo maunya sama siapa?" saat pertanyaan itu keluar dari mulut Bian, Anna deg-degan. Dia langsung bangkit dari duduknya.

"A-anna...mau—"

"Jawab." suara berat Sargas langsung memotong ucapannya yang hendak beralasan. Demi apapun Anna tidak bisa menjawab, Anna teringat ucapan Vito, yang mengatakan jika ia sudah memilih, permainan ketiganya akan berakhir. Dan Anna akan ditinggalkan...

"Anna, kenapa bengong?" tanya Bian lalu menarik Anna untuk kembali duduk.

"Anna cuma lagi gaenak badan," ujar Anna lalu menatap wajah Sargas yang terlihat tenang namun menyiratkan sesuatu yang Anna sendiri tidak mengerti.

"Lo suka sama gue kan? Nggak apa-apa, nggak usah takut sama Sargas kok. Dia emang jelek, masih gantengan—"

"Kalian nih ngapa sih kagak ngajak-ngajak gue?!" potong Vito dari belakang lalu menghampiri ketiganya yang sedang nimbrung, Sara yang ditinggalkan begitu saja langsung ikut nimbrung.

"Ajakin gue juga lah."

"Nih jadi gini, Anna tuh sayang gue, tapi nggak mau ngaku takut karna muka Sargas kek setan ini," jelas Bian membuat Anna meringis. Tidak, ia semakin deg-degan untuk melihat wajah Sargas.

"Kalo gue setan lo apa?" ucapan Sargas mampu menarik sudut bibir Anna.

"Lee min ho," balas Bian membuat semuanya tertawa terkecuali Sargas.

"Ketawa?" bisik Sargas ditelinga Anna. Bulu kuduk Anna meremang lalu menoleh ke Sargas yang tengah menatapnya.

"Enggak..." balas Anna pelan.

"Sara, menurut lo gantengan mana dari gue, Sargas sama Vito?" tanya Bian santai.

"Hm...ganteng semua, susah milih," balasnya seraya tersenyum.

"Kalo Anna?"

"Apanya?" anna terkejut di tunjuk untuk menjawab juga.

"Gantengan mana, Sayang?"

"Jelas gue lah!" sela Vito bangga.

"Gue lah anjir, yakan, Ann?" Anna menggeleng.

"Kak Sargas." seketika hening, membuat Bian yang tadinya bawel langsung terdiam, ia berdeham pelan dan membuang mukanya kearah lapangan dimana murid-murid sedang tanding.

Saat semuanya buang muka ke arah lain, satu orang tersenyum karna jawaban yang Anna keluarkan. Sargas mengangkat satu tangannya lalu di letakkan di atas tangan Anna. Anna refleks menoleh, namun Sargas menatap lurus ke depan.

Jantungnya deg-degan luar biasa saat Sargas menggenggam tangannya.

"Makasih, Cantik," bisik Sargas tiba-tiba.

***

Anna menghembuskan napasnya perlahan lalu menyenderkan kepalanya di dinding kelasnya, kebetulan Anna duduknya di pojok jadi ia bisa bersandar. Sekarang sedang istirahat, entah mengapa ia merasa sedih sendiri. Dia tidak punya pendirian dan sulit mengetahui apa yang dia inginkan. Dia juga tidak tahu harus apa, semuanya terasa begitu mengerikan.

ANNA (SELESAI)Where stories live. Discover now