Eleven : Kissmark

464K 30.5K 11.3K
                                    

Guys ada beberapa yg nanya "kok temen anna ga muncul-muncul?"

Btw ini aku ganti alur lgii:( AKU GASUKA ANNANYA GALAK:( lebih suka yg dia pasrah wkwk!

Jdi coba aja baca ulang klo semisal pen tau alur awal wkwk. Love u all!

...

"Jadi," Sargas sengaja menggantungkan ucapannya lalu tersenyum sinis.

"Lo milik gue kan?" Tanya Sargas, Anna terdiam seribu bahasa. Ia harus jawab apa?

"I'm yours," ujar Sargas lagi lalu mencium bibir Anna terus menerus, mengecupnya berulang kali dan Anna dengan segera mengelak.

"Kak Sargas," panggil Anna setelah menghentikan aktivitas Sargas yang menciuminya.

"Apa?"

"Kakak beneran?" Tanya Anna pelan, mukanya sudah merah, entahlah ia malu di tatap seintim ini oleh Sargas, rasanya dia juga ingin menenggelamkan wajahnya ke air, rasanya benar-benar panas sekali hawanya. Sargas semakin mendekat membuat Anna refleks mundur, namun dalam satu gerakan Anna sudah terjatuh di kasur milik lelaki itu dan Sargas sudah berada tepat di atasnya dengan mata yang sedari tadi menatap matanya intens.

"Lo gak percaya sama gue?" Tanya balik Sargas seraya menciumi Anna.

"Bagaimana dengan kak Sara?" Tanya Anna membuat Sargas menghentikan aktivitasnya lalu mengelus pipi Anna lembut.

"Lo maunya gimana?" Tanya Sargas lagi seraya menyingkar anak rambut Anna yang menghalangi wajah manis Anna.

"Anna...nggak tau," jawabnya polos. Sargas tertawa kecil membuat Anna melongo di buatnya, baru kali ini ia melihat Sargas tertawa untuk pertama kalinya, bisa di bilang perdana. Astaga tampan sekali, batin Anna terus berucap.

"Dia bukan siapa-siapa gue, gausah khawatir," ujar Sargas lalu beralih pada leher Anna dan menggigitnya gemas, Anna melenguh pelan.

"Kak Sargas, geli kak," ujar Anna karna lehernya diciumin Sargas.

"Gue cuma buat tanda kepemilikan," jawab Sargas lalu bangkit.

"Lo mau tidur di sini?" Tawar Sargas, Anna terdiam sejenak lalu saat ia hendak menjawab, Sargas sudah menyela.

"Nyokap lo gak ada kan?" Seketika pupil mata Anna melebar.

"Kakak tau?"

"Yang gue gatau cuma satu, lo cintanya sama siapa," balasan tersebut membuat Anna menunduk malu, yang dikatakan Sargas memang benar, bahkan dirinya sendiri juga tidak tahu mencintai siapa.

"Kak Sargas, Anna kalo nginep di sini, tidurnya di mana?" Seketika Sargas terdiam lalu menaikkan sebelah alisnya.

"Tidur sama gue lah," jawabnya santai seraya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

"Fix lo nginep di sini," ujarnya sebelum benar-benar menutup pintu kamar mandi, sedangkan Anna memegang pipinya yang terasa panas, kenapa Sargas manis sekali? Apakah Anna sudah terjerat pesona lelaki itu? Tidak...tidak, Anna harap ini hanya sekedar perasaan sementara, Anna berharap seperti itu.

***

Suara dering ponsel membuat kedua mata Anna terbuka, saat melihat ke arah jendela juga langit sudah terang, dia mengerjapkan matanya beberapa kali lalu saat hendak bangkit, ia terdiam sejenak saat merasakan ada yang merengkuhnya. Saat melihat ke bawah, pinggangnya sudah di rengkuh erat oleh Sargas. Sargas terlihat begitu tenang, dan sangat tampan tentunya.

Anna memukul wajahnya untuk menyadarkan dirinya di pagi hari buta seperti ini. Lalu ia perlahan ingin melepaskan tangan Sargas yang memeluk pinggangnya, dengan hati-hati Anna menyingkirkan tangan Sargas, dan saat-saat ingin terlepas, Sargas malah menariknya dan semakin membuatnya terkurung. Anna memanyunkan bibirnya, tanpa Anna ketahui senyum Sargas merekah.

ANNA (SELESAI)Where stories live. Discover now