Twenty 7 : Problem

280K 23.2K 6.6K
                                    

sorry late, my real life banyak tugazzzz💔 hope u like it. Jangan lupa spam komen yaw

...

Sargas tersenyum manis di depan kelas Anna, lelaki itu sudah menunggunya dan membuat semua orang sudah tahu dan paham Sargas tengah menunggu siapa. Anna yang malu langsung menundukkan kepalanya lalu melangkahkan kakinya menuju Sargas dan menjauhkannya dari semua orang.

"Kok buru-buru?" tanya Sargas seraya terus mengikuti langkah Anna yang tergesa-gesa.

"Rame banget, Kak." Sargas tersenyum miring.

"Nyari tempat sepi?" Anna mengangguk tanpa paham maksud dari pertanyaan Sargas.

"Ke apartemen gue aja," refleks Anna menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Sargas yang sudah menampilkan raut datarnya.

"Hm, Anna—"

"Udah lama kan nggak pernah ke apartemen gue? Atau mau gue izin dulu sama Mama Audina?" Anna menggeleng.

"Ayo!" sebenarnya tujuan Anna buru-buru karna takut bertemu Bian dan Vito. Ia takut menyakiti hati keduanya.

Sargas tersenyum lalu dengan cepat gantian menarik tangan Anna untuk mengikutinya. Sesampainya di parkiran, sialnya Bian dan Vito juga berada di parkiran.

"Lo ngapain berdua lari-larian?" tanya Vito sinis. Bian menatap Sargas.

"bukan urusan lo," sarkas Sargas memang sangat menyebalkan. Bian langsung mengalihkan tatapannya pada Anna.

"Anna," panggil Bian. Anna mendongak.

"Jadi kan?" Anna mengernyit.

Makan malam kan? Astaga, bagaimana ini?"

"Hm...jadi," jawab Anna membuat Sargas menoleh.

"Mau ngapain?" tanya Sargas pada Bian. Bian mengangkat bahunya malas.

"Bukan urusan lo," Bian terus melangkahkan kakinya memasuki mobilnya. Sargas terdiam seraya mengerjapkan matanya beberapa kali, pasalnya Bian membalas ucapannya yang tidak lama ia ucapkan untuk Vito.

"Eh anjir, lo berdua mau ngapain?" tanya Vito kesal.

"Mulai sekarang, Anna cewek gue, Vit." mau tahu apa respon Vito? Lelaki itu masih terdiam tak lama menelan salivanya lalu tertawa.

"Terus?"

"Selesein masalahnya. Gue tanggung jawab," balas Sargas membuat Anna sedikit bingung dengan jalan percakapan ini.

"Gabisa gitu—"

"Dia milik gue. Gada yang bisa ganggu gugat." setelahnya Sargas menarik Anna untuk masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Vito yang masih tidak percaya dengan ucapan Sargas.

"Sialan!" umpat Vito kesal. Lagi-lagi ia kalah dari Sargas.

***

Sesampainya di apartemen, Sargas langsung melempar tasnya sembarangan dan tertidur di atas sofa.

Anna mendekati Sargas lalu perlahan menatap sekitar apartemen yang terlihat cukup rapi.

"Kak Sargas capek ya?" tanya Anna. Sargas mengangguk.

"Gue mandi dulu ya." Sargas bangkit dari sofa lalu beranjak untuk ke kamar mandi. Anna ditinggal begitu saja, sebenarnya menjadi milik Sargas ia tidak lega sama sekali. Hati ini masih was-was, entah mengapa yang jelas ia masih takut pada Sargas.

ANNA (SELESAI)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant