Segera Lesya melangkah ke arah pintu dan melewati keluarganya.

    "Lesya gak sarapan dulu?" tanya Ayahnya yang tiba-tiba mengajaknya sarapan, saat itu pula ingin sekali Lesya berlari dan memeluk Ayahnya, tapi ia tahan. Lesya hanya menengok dan menatap mereka dengan jengah.

   "Engga usah Mas, pasti Lesya juga akan makan di luar," ucap Ibunya yang membuat Lesya mengurungkan niatnya untuk bergabung dengan keluarganya.

    "Ayah gak usah ngajak Lesya makan bareng yah, Lesya mau ke pergi." ucap Lesya yang kemudian membelakangi mereka dan pergi keluar.

    "Kan aku cuman pembawa sial di rumah ini, jadi berhenti sok baik ke Lesya. Biar kayak gini, sendiri dan sendiri." ujar Lesya dengan wajah tenangnya.

    "Nak-" panggil Ayahnya tetapi Lesya terus melangkah keluar rumah, Lesya tidak sedikit pun menoleh kebelakang ia terus melangkah dan masuk ke mobilnya.

   Brummm.... brummm

   Lesya menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sekarang berada di jalan rumah nya Via.

   "Mas, Via mana?" tanya Lesya kepada Satpam rumah Via.

   "Masuk aja Neng, pasti Non Via lagi di kamarnya," ucap Satpam yang kemudian membukakan gerbangnya.

   "Siap." ujar Lesya yang kemudian pergi ke dalam rumah Via.

    "VIA!" jerit Lesya yang membuat Via tersentak kaget saat berada di ruang TV. Dasar yah Lesya itu gak punya sopan santun rumah orang masjh jerit-jerit aja, soalnya orang tua Via lagi di luar negeri, tepatnya Ibu dari Via ada di luar negeri sedangkan Papahnya ada di luar kota makanya Lesya bebas kayak di hutan.

  "Eh ogeb lu, mau bikin gue mati lo?" omel Via yang terus menggelangkan kepalanya.

   "Hahaha... mampus. Ke starbuck yok." ajak Lesya yang membuat Via melebarkan mulutnya.

   "Biasa aja kali mukanya Vi, ayok yuk sekalian lah shoping." ujar Lesya yang duduk dan mengganti channel TV.

    "Ok. Nanti gue siap-siap dulu," ujar Via yang kemudian ia melesat untuk berganti pakaian.

    Lesya tertawa melihat kartun kesukaannya yaitu spongebob.

    "Ayo." ajak Via yang membuat Lesya bangkit dari duduknya.

   "Naik mobil gue aja." ucap Lesya yang di acungi jempol oleh Via.

   ***

   "Kita mau kemana dulu nih?" tanya Via.

    "Ke allahualam." ujar Lesya.

   "Dasar bangke," ucap Via.

   "Kita starbuck aja dulu yuk." ajak Lesya yang menggandeng tangan Via.

     Segera Lesya dan Via duduk di bangku yang kosong dan pelayan pun datang menanyakan apa yang akan di pesan, Lesya memesan kopi cappucinno.

   "Vi, Hari senin gue gak berangkat yah," ucap Lesya.

   "Lah kenapa?" tanya Via yang heran.

   "Oh iya. Gue belum cerita ke lo ya? Jadi gini gue di suruh ngerubah penampilan saat di sekolah, kalo gak nanti gue harus jadi babunya si Ketos" jelas Lesya dengan wajah yang memelas.

   "Hahaha...." Via tertawa yang membuat Lesya ingin menampar wajah Via sekarang juga.

   "Vi, kok lo malah ketawa si bukanya bantuin gimana caranya si Ketos biarin gue gitu." rengek Lesya.

   "Ya gue mah gak bisa bantu apa-apa Les, yang ada nanti gue lagi yang di DO." ucap Via.

   "Hmmm... yang mungkin ini saatnya gue berubah kali yah," timpal Lesya dengan sendu.

    "Iya bener, habis ini kita ke salon, ok?" ajak Via dengan histeris.

   "Iya tapi gue mau beli baju seragam dulu sama baju biasa lah," ucap Lesya.

    "Ok. Gue juga mau beli hoodie," ucap Via.

   Lesya dan Via sekarang membayar uang di kasir dan kemudian melesat ke butik pakain. Segera Lesya memilih baju seragam yang pas untuknya dan memilih sneacers dan Via yang sibuk memilih hoodie .

   "Eh Les. Yang bagus yang mana?" tanya Via yang membawa hoodie kuning dan maroon.

   "Bagus semua." ucap Lesya.

   "Serius, kalo yang bagus salah satu gue beli, tapi lo jawan dua-duanya bagus jadi gimana dong?" tanya Via cemberut.

    "Tinggal lo beli dua aja, gue yang bayar." ucap Lesya yang tidak tega melihat ekspresi sahabatnya seperti itu

    "Beneran nih? Lo gak bohong kan?" pasti Via yang memastikan perkataan Lesya, Via sangat senang sekali akhirnya ia mendapatkan gratisan dari Lesya.

    "Iya." jawab Lesya.

    Sekarang mereka selesai berbelanja dan sekarang mereka ke salon untuk mempercantik penampilan.

   Mereka mengganti warna rambut menjadi hitam dan menggunting kukunya serta perawatan wajah.

    Sekarang mereka keluar dari mall dengan papper bag yang banyak, segera ia masukan ke bagasi dan melesat untuk mengantarkan Via dan pulang.


~ ~ ~
Please jangan di skip!

Aku mau rekomendasi karya-karya aku

    * Alia dan Luka

Ini cerita sad parah, kalian wajib banget baca cerita ini. Yang mau nangis langsung aja baca cerita aku yah

    *A problem

    Tentang persembunyian wakil ketua geng yang selama ini dicari-cari.

    Dicerita ini banyak kejutan loh, yuk langsung aja baca

    * Truth Od Dare

    Cerita ini menunjukan sikap dari pemain utama yang pecicilan, petakilan dan gila. Semua orang geleng-geleng kepala melihat sikapnya.

    Kepo? Langsung aja tambahin ke reading list kalian yah.

    *Osis VS MPK

    Cerita ini tentang permusuhan Osis dan MPK. Adakah dari kedua organisasi itu lebih unggul atau bisa dikatakan menang?

    Bagaimana kejadiannya? Baca aja yah

    *Langit

    Seorang lelaki yang berstatus ketua geng yang nasib mudanya harus direlakan karena harus di nikahkan dengan seorang perempuan.

    Hayo gimana hidup Langit dengan perempuan beruntung itu? Ayo guys gercep tambahin ke reading list kalian yah

    KALIAN LANGSUNG AJA KEPOI AKUN AKU YAH @KUSNIMAH_KTH!!!

   

Ok guys tunggu chapter berikutnya yah! Cerita ini akan berlanjut kok!

Jangan lupa vote and comment

Owh iya readers jangan lupa beri nasihat atau pendapat yah, aku pribadi gak keberatan tentang pendapat kalian yah walau positif atau negatifnya akan aku terima dan jadikan sebagai motivasi aku untuk kedepannya.

Follow ig @ksnmah.xjdn

   See you next time😘

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang