Twenty 7 : Problem

Start from the beginning
                                    

Tak lama ponselnya berdering, dan telpon dari Bian, dengan cepat ia langsung mengangkatnya.

"Halo, Kak?"

"Lagi di apartemen Sargas?" Anna terdiam sejenak lalu mengangguk kecil.

"Iya, Kak."

"Besok aja makan sama nyokap guenya. Dia sibuk hari ini, bisa kan besok?" Anna tidak tahu harus menjawab apa. Tapi untuk menolak sepertinya bukan gaya Anna.

"Bi-bisa, Kak."

"Ada Sargas di samping lo?" Anna menatap sekitar dan tidak ada tanda-tanda Sargas.

"Enggak, Kak. Anna sendiri..."

"Kirain gue ada. Soalnya lo kayak ketakutan gitu."

"Maaf." Tidak ada kata-kata lagi untuk membalas ucapan Bian selain maaf.

"Sampai ketemu besok ya."

"Iya, Kak."

Bian mematikan sambungannya sepihak membuat Anna tersentak. Namun tak lama Sargas muncul dengan kaos putih dan celana jeans hitam seperti ciri khasnya.

"Mau kemana, Kak?" tanya Anna.

"Nggak kemana-mana. Biar gausah ganti baju sekalian pas mau nganter lo," jelasnya, Anna mengangguk lalu Sargas menyodorkan kaos oblong kebesaran miliknya kepada Anna.

"Ganti nih," Anna menatap Sargas membuat sang empu menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa? Mau minta bantuan?" Anna menggeleng.

"Anna ganti baju dulu." Anna langsung merebut kaos oblong Sargas dan berlari menjauh dari Sargas. Sedangkan yang punya apartemen tertawa kecil.

Cukup lama menunggu Anna, tak lama ponselnya berdering membuat Sargas menatap ponselnya dan sudah tertera nama ibunya. Dengan malas Sargas mengangkatnya.

"Halo."

"Gimana kabar kamu, Gas? masih gamau pulang ke rumah mewah Mama?" Sargas menghela napasnya.

"Sargas mau mandiri." seperti biasanya, ke semua orang Sargss berucap dingin.

"Kamu masih marah? Mama cuma mau yang terbaik buat kamu."

Bahas lagi. Sargas rasanya ingin melempar ponselnya.

"Udahlah."

"Sargas, Ladeya cantik. Dia anak terpelajar, dan keluarganya juga terpandang, sederajat dengan keluarga kita. Apa yang kamu mau selain dia? Cewek nakal murahan?"

"Jaga mulut, Ma. Sargas matiin," uajr Sargas.

"Mama belum selesai bicara!"

"Sargas gamau bahas itu."

"Sargas. Mama lahirin kamu bukan buat jadi anak pembangkang."

Lagi, Sargas bosan mendengarnya.

"Terus apa lagi yang mau di omongin?" Sargas terus meracau agar ibunya menghentikan kegilaannya. Di jodohin dengan cewek yang sama sekali tidak dikenalinya? Hampir sebulan ini ibunya selalu menerrornya dengan memperkenal cewek bernama Ladeya. Sialan.

ANNA (SELESAI)Where stories live. Discover now