[14] Clarity

93 29 0
                                    


   Dreet drett ..

  telpon rumah Seuweden Hills berbunyi .

   Sinhe mematikan kompor dan berbegas menunu telpon di meja. Dia melirik ke jam dinding. Baru pukul 07.30

   Sinhe melihat Seungwoo juga keluar dari ruang kerja, namun berhenti saat dia melihat Sinhe mengangkat telpon.

  "Yaboseo..." sapa Sinhe.

   "Huft.. " jawab seseorang di telpon

   "Seungwoo ada?"

   Sinhe menghela nafas, ia tau siapa yang bicara. "jamkkanman" jawab nya pendek.

  Ia mengulurkan gagang telpon di genggamannya ke arah Seungwoo.

  Seungwoo pun melangkah mendekati Sinhe dan mengambil gagang telpon itu.

  Sinhe melipat tangan di depan dada, menunjukan sikapnya yang keberatan dengan apa yang sedang berlangsung.

  Setelah lama Seungwoo tak menyapa dan malah mencuek an seperti dulu. Seolah oleh dia lah korban nya.

  Sinhe tentu tidak pernah mengungkit soal malam itu. Tidak pula membahas soal tawarannya untuk bercerai dengan Seungwoo.

  Berbagai prasangka memenuhi dadanya. Sinhe yakin sebagian besar hal yang dibayangkannya atas Seungwoo adalah benar.

  Seungwoo dan Eunji masih berhubungan. Dan mereka mengejek Sinhe terang terangan dengan membiarkan Sinhe tau bahwa mereka masih berhubungan.

  Lalu kenapa Seungwoo tak mau menceraikan ku? Kenapa ketika itu Seungwoo bertingkah seolah oleh dia tidak ingin aku pergi? Batin Sinhe heran.

  "Ya?" Seungwoo menjawab telpon.
Dan sinhe mendengarkan dengan seksama.

  "Baik" jawab seungwoo singkat.

  Dia mengeraskan rahang dan berkata. "Aku pergi sebentar"

  "Kau tidak berangkat ke kantor?" Tanya sinhe . "Ini sudah hari senin"

  "Tidak. Ada hal yang lebih penting"
 
Seungwoo memutar tubuh , kembali berjalan menuju ruang kerja.

  Sinhe menarik nafas panjang.
  "Jika aku memintamu untuk tidak pergi, apakah kau akan tinggal?"

  Seungwoo berhenti. "Apa kau akan memintaku untuk tetap tinggal?"

  Sinhe terdiam.

  Sinhe mengangkat bahu nya tak peduli. "Tidak. Lakukan saja apa yang harus kau lakukan" gumamnya.

  Dia merasa begitu sia sia. Hatinya terasa pilu , menyadari bahwa dia tidak penting. Apa yang dia lakukan untuk Seungwoo tidak penting.

   Eunji hanya butuh menelepon Seungwoo, dan Seungwoo mendatangi nya secepat yang dia bisa. Eunji tidak perlu melakukan apa pun, Seungwoo sudah menyayanginya. Hanya butuh menjadi Eunji untuk di cintai Seungwoo.

  Sinhe iri.

  Untuk pertama kalinga semenjak menjadi istri Seungwoo. Dia merasa kalah.

....

  Eunji sudah kalap. Dia begitu putus asa sampai menelepon ke Seuweden Hills. Sejak memutuskan untuk mengatakan pada Eunji bahwa Seungwoo tidak akan meninggalkan Sinhe.

Simple With You | ENDWhere stories live. Discover now