[4] Evidently

104 49 9
                                    

Baca nya pelan2 oke?
2100 kata menanti.
.

Jangan lupa Voment dulu

.

.

  Sinhe baru saha selesai menbuat bokkeumbab . Lalu menyendokan ke piring ketika Seungwoo turun dari tangga. Rambut pria itu masih mencuat, wajahnya masih terlihat seperti orang mengantuk, mata nya masih mengerjap ngerjap. Setelah beberapa detik bertatapan dengan canggung, Sinhe tersenyum.

"Mau sarapan sekarang atau nanti, habis mandi?"

Seungwoo mengerutkan kening, suaranya masih terdengar serak ketika dia bertanya dengan nata menundut. "Apa yang kau lakukan di dapurku? "

Sinhe menatap Seungwoo sambil menghela nafas. "Kau tidak suka bokkeumbab?"

"Jila kau pikir dengan memasak kau bisa mengambil hatiku, percayalah, simpan saja tenaga mu." Seungwoo melewati Sinhe. Sinhe memperhatikan suaminya berjalan melewatinya. Seungwoo membuka kulkas lalu menyobek karton susu, meneguknya langsung.

Sinhe masih tetap di posisinya sampai Seungwoo menaiki anak tangga. Baru setelah itu dia terduduk lemas di kursi memandang dua piring bokkeumbab di hadapanya.

Dengan sedih dia mengakui, sepertinya dia sudah punya makanan untuk sarapan dan makan siang sekaligus.

....

Seungwoo keluar kamar mandi dengan haduk melilit pinggul. Dia mendapati sinhe menhadap cermin rias sedang mengoleskan krim wajah.

Sinhe memandang Seungwoo lewat cermin, berusaha menatap pria itu di wajahnya, bukan area lain tubuh nya. Meski dia hampir melihat dada bidang Seungwoo, namun dia berhasil tak melihat kemana mana setidaknya sampai Seungwoo mengenakan Baju dengan lengkap.

Sinhe melintasi kamar, kini berada di belakang Seungwoo, memperhatikan suaminya yang berdiri di depan cermin besar yang tertempel di pintu lemari. Seungwoo sedang mengancingkan kemaha satu persatu kemudian memasukan ujung kemeja ke dalam celana.

Dari tempat berdiri,Sinhe bisa mengendus aroma parfum suaminya. Yang mengingat kan nya pada pertengahan musim panas.

Tanpa sadar, sinhe tersenyum. Senyum yang langsung memudar ketika pandangan tajam Seungwoo menusuknya.

Sinhe berdeham, agak malu karena ketahuan tersenyum sendiri. "Kapan jam kantormu berakhir?"

"Resminya jam lima" seungwoo beranjak dari tempatnya bediri, mengambil tas kerja nya yang di letakkan di Sofa.

"Tidak resminya??" Sinhe masih mengikuti di belakang Seungwoo.

"Sampai jam dua belas malam" seungwoo terdiam sejenak. "Atau sampai aku sudah bosan di kantor. Kadang sabtu-minggu juga aku harus mengecek ke lokasi"

"Kau tidak lupa kan, sabtu depan akan ada reporter yang datang? Kau sudah mengosongkan jadwalmu?"

"Hm"

"Apa aku boleh membawa mobilmu, jika hari ini atau nanti nanti aku perlu berbelanja sayuran?"

Seungwoo menuju gangungan baju di balik pintu , merogoh salah satu kantong jaket, lalu melemparkan kuncinya ke arah sinhe. Sinhe berusaha menangkap nya namun gagal, kunci itu jatuh di dekat kakinya.

Simple With You | ENDWhere stories live. Discover now