Ada satu pertanyaan yang mengganggu Seungwoo belakangan ini. Suara yang menyapanya dengan nada biasa, "Sudah Pulang?"
Seungwoo lebih suka tidak memikirkan nya, namun dia tidak bisa.
Setiap kali menyendokan makanan dengan rasa normal, berganti menu setiap harinya.
Kalau dia bukan Han Seungwoo dan perempuan itu bukan Han Sinhe, dan mereka tidak dipertemukan seperti ini, dalam keadaan begini, apakah dia bisa mencintai perempuan itu?
Tidak sulit, malah akan terlalu mudah.
Sinhe bukan wanita paling cantik yang pernah dilihat Seungwoo. Seungwoo pertama kali melihat Sinhe saat diperkenalkan oleh pembawa acara yang memandu acara pertunangan mereka.
Seungwoo merasa tidak nyaman. Baru dua hari sebelumnya dia diberitahu tentang acara pertunangan. Sekarang ibunya ada di ruangan yang sama dengan nya, dan Seungwoo menyadari dengan sedih bahwa ibunya tidak pernah terlihat begitu bahagia seperti ini.
Lalu, Sinhe memasuki ruangan dituntun orang tua nya. Perempuan itu mengatakan gaun berwarna kuning gading seutut di tambah brukat di bagian dada, memperjelas lekuk tubuhnya . Seungwoo masih tidak mengerti, kenapa wanita secantik itu bisa bisanya membutuhkannya jasa biro jodoh untuk mendapatkan suami ?
Apa memang sebegitu susah mencari pasangan zaman sekarang?
Seungwoo sendiri tidak tahu, dan dia tidak mau mencari tahu. Selama masa dewasanya, Seungwoo hanya mencintai satu perempuan dan satu itu saja.
Bahkan meskipun perempuan idaman hatinya memutuskan untuk menikah dengan orang lain, Seungwoo tidak merasa harus segera mencari penggantinya. Seungwoo merasa perlu berkabung dulu selama satu atau dua tahun, sembari mengembangkan jaringan resor nya.
Tapi kemudian nasib seperti mengejeknya. Hanya beberapa minggu sebelum Seungwoo menikah, perempuan pujaaan nya datang ke Daerah sini, saat Seungwoo sedang di kantor. Dia menangis di pelukan Seungwoo. Bertanya apakah Seungwoo mau menikahinya. Karena ternyata selama ini perempuan itu juga mencintai Seungwoo. Namun karena seungwoo tidak pernah menyatakan cinta, perempuan itu memutuskan menerima orang lain.
Saat itu seungwoo merasa seperti tersengat racun mematikan. Sambil mendekap perempuan itu dengan erat, mengelus rambutnya yang licin dan halus, serta menghirup parfumnya yang manis memabukan, pikiran Seungwoo berputar. Dia merasa hati nya perih memikirkan perempuan dalam pelukannya , jauh lebih perih dari pada saat mendengar berita perempuan itu akan menikah.
Seungwoo sudah menyiapkan diri untuk berita pernikahan wanita pujaannya, namun tidak pernah bisa memahami soal pembatalannya. Seungwoo memutuskan dengan cepat. Dia mencintainya, dia akan melakukan apa lun untuk nya.
Malam itu juga seungwoo pergi ke rumah orangtua nya di Seoul. Dia tahu ini kesempatan nya, sekali seumur hidupnya. Dia ingin bahagia bersama perempuan pilihannya.
Reaksi orangtua nya lebih buruk dari yang di sangka Seungwoo. Eomma nya langsung marah padanya dan Sunhwa -kaka seungwoo- sampai harus membawa ke UGD.
Pikiran Seungwoo berkecamuk dahsyat. Tapi akhirnya, perempuan pilihannya itu datang dengan ide bijak. Saat mendengar, seungwoo jadi mengerti kenapa dia bisa tergila gila selama bertahun tahun pada perempuan itu.
Jika membatalkan pernikahan tidak mungkin, perempuan itu menyarankan Seungwoo untuk menikahi Sinhe. Karena pembatalan pernikahan jauh lebih buruk dari pada perceraian. Dengan pahit seungwoo menyadari bahwa itu benar.
Keluarga Shin -marga sinhe sebelum menjadi istri Seungwoo- dan Han akan sama sama di permalukan jika pernikahan dibatalkan. Namun Seungwoo yakin mereka tidak akan terluka jika yang terjadi di antara dirinya dan Sinhe adalah perceraian.
Itulah yang dipikirkan Seungwoo selama acara pertunangan dan lamaran mereka. Tapi semuanya buyar ketika kemudian Sinhe di bawa ke tengah tengah tamu dan kedua keluarga yang sedang bertemu.
YOU ARE READING
Simple With You | END
Romance"bersamamu cinta menjadi sangat sederhana" Mereka menikah bukan karena cinta. Baik Seungwoo maupun Sinhe punya rahasia yang mereka pendam. Kesepian, amarah, dan penyesalan tercampur aduk dengan rasa rindu dan kata cinta yang tak pernah terucapk...
