[22] You?

62 21 3
                                    

  Dokter heechul kemudian menjelaskan beberapa hal pada Sinhe mengenai keadaannya. Sinhe hanya mengangguk sekilas, berusaha memahami penjelasan Dokter Heechul.

  Amnesia Sebagian. Mungkin kembali dalam beberapa bulan, mungkin tidak.

  Sesekali dengan takut, Sinhe melirik ke arah Seungwoo. Lelaki itu masih menatap ke arahnya, tidak bergerak sedikit pun. Sepertinya dia sedang menahan sesuatu.

  "sudah cukup jelas kan?" tanya dokter heechul tiba tiba.

  Sinhe mengangguk. "kalau begitu saya tinggal dulu"

  "terima kasih, dok" kata Seungwoo ketika dokter itu melewatinya. Sinhe melihat bagaimana Dokter heechul menepuk pundak Seungwoo sebelum keluar.

  Sinhe menunggu dengan tegang. Mencengkram selimutnya. Menatap Seungwoo dengan waspada.

  "Sepertinya tinggal kita"

  "bagaimana kalau kita membuat perjanjian"

  "apa?" tanya Sinhe.

  "aku tidak akan mendekatimu jika kau masih tidak nyaman"

  Sinhe menelan ludah.
"baiklah. Terima kasih, aku menghargai itu"

  Sinhe kembali membaringkan tubuh nya. Sinhe mempercayai insting nya. Sampai dia percaya bahwa lelaki yang bernama Seungwoo ini tidak berbahaya, dia tidak akan mengambil resiko.

....


Sinhe mengaduh pelan saat merasakan nyeri di bagian belakang kepala.

  "Rupanya benjolnya masih ada ya?" komentar perawat yang kini sedang menyisir rambut Sinhe pelan pelan. 

  Pagi tadi, Sinhe di bantu perawat mandi air hangat. Sebelum perawat menawarkan apakah Seungwoo mau membantu Sinhe mandi.

  Sinhe menunduk dengan wajah merah padam. Saat itu Seungwoo sedang berdiri di ujung ranjang.

  Seungwoo sendiri dengan bijak mengatakan bahwa mungkin lebih baik Perawat yang membantu, agar tidak mengacau dan membasahi luka luka Sinhe.

  Dalam hati Sinhe bersyukur karena bukan dia yang menolaknya. Entah kenapa, dia masih belum nyaman dengan kehadiran Seungwoo. Masih ada yang salah.

  Tapi Seungwoo membantunya masuk ke kamar mandi, memapah Sinhe.

  Sinhe merasa malu karena berada di rengkuhan Seungwoo.

  Keringat berbau antibiotik dan di rambut nya masih menempel sisa darah yang mengering sementara seungwoo sudah berpakaian rapi dan wangi.

  "maaf" ujar sinhe.

  "kemeja mu jadi kusut dan kotor"

  Seungwoo hanya tersenyum dan berkata itu bukan masalah.

  Sinhe kembali mempertanyakan kecurigaannya. Benarkah perasaanku bahwa dia seharusnya menghindari Seungwoo?  

   Belakangan, setelah apa yang teejadi , setelah melihat bagaimana Seungwoo tetap berada di dekatnya meskipun diam diam Sinhe selalu menolak nya.

  Seungwoo yang telaten membantu suster mengurusnya, perlahan keyakinan Sinhe goyah.

  Seungwoo sepertinya orang baik. Jenis lelaki yang mungkin saja dinikahinya.

  Tapi Seungwoo tidak ada setelah Sinhe keluar dari kamar mandi dan itu membuatnya gusar.

  "Perawat, tahu suami saya ke mana?"

  "kerja"

  Hati Sinhe mencelus. Dia berharap Seungwoo hanya pergi sebentar membeli sarapan. 

"kemarin dia seharian di sini" ujar Sinhe, entah kenapa nadanya terdengar setengah menuntut.

  "soalnya kemarin hari minggu Sinhe sii"

  Sinhe menelan ludah.

"Anda mempercayai suami saya?"

  Perawat itu tertawa. "percaya dong" .
Dia duduk di hadapan Sinhe. "wae??"

  "saya masih tidak percaya" sinhe mengangkat bahu. Dia tidak punya alasan yang masuk akal. Sinhe menyadari yang dia rasakan tidak masuk akal.

  "memang nya gk mungkin ya, ada suami yang ganteng sekaligus setia?" tanya perawat sambil tersenyum manis.

  "bukan...,"

   "kondisinya adalah, dia sehat dan saya sakit. Itu membuat perkataanya lebih bisa dipercaya dari pada saya" sinhe berdeham gugup.

"apa anda tidak berpikir, dia bisa saja mengada ngada"

  "kalau begitu, kenapa Sinhe sii tidak bertanya kepada Seungwoo sii, meminta bukti atas pernikahan kalian"

Leg

Berada di ruangan bersama Seungwoo saja dia masih merasa sesak, apalagi harus mengobrol.

  Sebenarnya ia ingin bertanya. Namun, ia takut menghadapi kenyataan bahwa Seungwoo itu suami nya.

 

Suster meneruskan. "Kalau seungwoo penipu, dia pasti penipu yang sabar. Dia menunggui Sinhe sii sejak masih di UGD, ICU, sampai pindah ke sini. Bahkan ia pulang kerja langsung ke rumah sakit dan pukul 4 pagi ia pergi lagi ke kantor. Begitu setiap hari"

  ah, begitu rupanya..
 
  Sinhe terdiam, kini dia merasa bersalah. Dia meremas tangan nya gugup.
"Saya tidak tahu"

  "Kan saat itu terjadi, Sinhe sii sedang tidur"

  Sinhe memaksakan diri untuk senyum. Dia masih tidak bisa mempercayai lelaki bermata dingin bernama Seungwoo. Namun sepertinya semua orang akan mengatakan bahwa Seungwoo adalah suami tanpa cela.

 

 

 

Simple With You | ENDWhere stories live. Discover now