[7] Who is she?

88 38 2
                                    

Sinhe hanya tinggal belasan meter lagi dari mobil itu, mendapati Seungwoo berada di dalam mobil bersama pengemudi nya. cahayanya yang hijau remang membuat Sinhe tidak bisa melihat wajah mereka berdua dengan jelas.

Tapi dari suara sayup sayup yang bisa di dengarnya, itu suara perempuan.

Sinhe menelan ludah. Lalu kenapa? Bisa saja sahabat Seungwoo perempuan. Sinhe tidak bisa menghakimi Seungwoo untuk hal hal yang tidak di lakukannya. Mereka hanya mengobrol . Sinhe bisa mendengar Seungwoo tertawa.

Sinhe tertegun sejenak. Dia sudah tinggal nyaris satu setengah bulan di sini, bersama Seungwoo setiap hari, tapi baru kali ini mendengar Seungwoo tertawa karena perempuan lain.

"Halo?" Sinhe menghentikan langkah, tidak berani mendekat. Kini jaraknya dengan mobil itu hanya sekitar tiga meter.

Tawa perempuan di mobil langsung berhenti. Dia menoleh ke arah Sinhe lalu mematikan lagu yang sedang di putar dan menyalakan lampu dalam mobil. Dia tersenyum misterius pada sinhe, dan menjawab sapaan Sinhe dengan singkat. "Hai"

Perempuan itu cantik. Wajahnya yang putih terawat tampak kontras dengan lipstiknya yang merah menyala. Rambut nya panjang melewati bahu, dan Sinhe bisa menghirup aroma Parfum mahal.

Perempuan itu lau berpaling ke arah Seungwoo dan berbisik. Sinhe tidak bisa melihat wajah Seungwoo dari tempatnya berdiri, tapi bisa melihat gerak gerik Seungwoo yang membalas bisikan itu di telinga si perempuan, membuat perempuan itu kembali tertawa geli.

Aliran darah sampai melesat naik ke otak Sinhe, berteriak teriak mengusir perempuan yang kini menggelendot manja di bahu suaminya, mengecup pipi nya pelan.

Tapi Sinhe tidak bida berbuat apa apa. Angin dingin yang menyejukan bertiup, mengibarkan rambut Sinhe. Dalam keadaan normal, sinhe mungkin akan mengigil kedinginan, bukan gemetar manahan marah seperti sekarang.

Seungwoo keluar dari pintu depan kursi penumpang, lalu menunduk di jendela dan berkata dengan suara pelan masih bisa didengar Sinhe.

"Hati hati"

Perempuan itu lalu mestarter mobil, mengangguk sebentar ke arah Sinhe. Mengerahkan segala kemampuaanya, Sinhe tersenyum. "Tidak mau masuk dulu?" Tanyanya sendikit berteriak, meningkahi suara mesin mobil yang berderum.

"Tidak usah. Lain kali saja." Perempuan itu tersenyum pada sinhe, kemudian menatap ke arah Seungwoo dan melambaikan tangan.

Seungwoo tersenyum dan balas melambai.

Sinhe dan Seungwoo menatap mobil itu mundur lalu keluar dari halaman, meluncur mulus di jalan setaoak beraspal. Sinhe masih menatap ke titik terakhir mobil itu menghilang sementara Seungwoo berjalan dengan langkah lebar melintas jarak di antara mereka.

"Untuk apa kau keluar?" Desis Seungwoo ketika dia sudah tiba di sisi Sinhe. Dia lalu mencengkram lengan Sinhe.

Sinhe tersentak, mendongkak menatap Seungwoo. Tubuh Seungwoo begitu dekat dengannya. Sinhe bahkan bisa mencium bau kopi dari nafas Seungwoo. Namun aura kemarahan yang nyata terpancar dari suara dan tubuh Seungwoo, membuat Sinhe ketakutan. Tapi Sinhe menenangkan diri. Dia tidak salah apa apa. Tidak ada yang perlu di takutkan.

"Aku tadi mendengar suara mobi, aku ingin tahu siapa yang datang" Sinhe menelan ludah, lalu dengan suara gemetar bertanya. "Itu tadi siapa?"

Seungwoo melepaskan cengkramannya, membuat Sinhe sedikit mundur terhuyung. Tanpa sadar, Sinhe menhelus lengan tempat Seungwoo tadi mencengramnya.

"Sejauh yang kuketahui, itu bukan urusanmu" jawab Seungwoo dengan ketus tanpa ampun. Wajah Sinhe membeku kaget mendapati amarah Suaminya.

"Kenapa kau harus begitu kasar?" Sinhe berhasil menguasai diri dan menjajarkan langkahnya dengan Seungwoo kembali. "Aku hanya ingin tahu" sinhe berkata sambil menarik lengan Seungwoo agar menghadap ke arah nya.

Simple With You | ENDWhere stories live. Discover now