Twenty 6 : Sargas is Mine

Start from the beginning
                                    

Tak lama air matanya mengalir. Dengan segera ia menghapusnya, ketiganya seperti memberi harapan, namun pada kenyataannya ia hanya dijadikan permainan. Rasanya menyakitkan, tapi ia bisa apa selain diam dan menerima?

"Mau nangis," lirih Anna, untungnya kelas sedang sepi, karna murid-murid sedang sibuk mengurusi urusannya masing-masing, ada yang makan, ada yang pacaran, ada yang masih dilapangan setia menunggu para cogan bertanding. Lain dengannya yang memilih untuk pergi ke kelas karena tidak tahu mau apa.

"Kayaknya aku mau PMS deh, mood ini gampang berubah," ujar Anna yang hendak bangkit untuk pergi ke kamar mandi, terkejut dengan kedatangan cowok yang dikenalnya. Sargas melangkahkan kakinya santai memasuki kelas, demi apapun Anna ingin berlari, namun pasti Sargas akan mengejarnya atau bahkan menahannya.

Anna menunduk merasa Sargas sudah mulai mendekat, jantungnya berdetak tidak karuan.

Dan yah, sepatu Sargas sudah berada tepat di depan sepatunya. Kini ia masih diposisi menunduk, maka dari itu deg-degannya semakin terasa.

"Kenapa sendirian?" Sargas menyapanya terlebih dahulu. Anna mendongak dan pipinya merah saat melihat wajah Sargas yang tanpa ekspresi.

"Anna...bingung mau apa," balasnya. Sargas menyodorkan makanan pada Anna.

"Makan, gue bawain."

"Buat Anna?"

"Bukan."

"Terus?"

"Cacing diperut lo."

Anna memanyunkan bibirnya lalu kembali duduk, tak lama Sargas pun ikut duduk di samping gadis itu untuk kembali memperhatikannya. Demi apapun, entah perasaan apa ini, yang jelas ketika bersama Sargas, ia begitu was-was dan takut, lebih tepatnya salting.

"Makan, atau mau di suapin?" Anna menggeleng.

"Sendiri aja, Kak." hening menyelimuti selanjutnya, Sargas sibuk memperhatikannya sedangkan Anna memakan makanan yang dibawa Sargas.

Setelah habis, Anna bersuara.

"Makasih, Kak."

"Cantik." Anna merasa ada yang aneh, jantungnya berdetak tidak karuan.

"Kak Sargas—"

"Ada orang cantik yang bilang gantengan gue dari Bian sama Vito," ledek Sargas.

"Kakak..," cicit Anna sudah panas, panas karna godaan Sargas.

"Cium gue dong." mata Anna membulat.

"Kak Sargas, ini di kelas."

"Sepi."

"Tapi..."

"Gatau kenapa, liat lo gue semakin percaya akan sesuatu." Anna menyipit menunggu kelanjutannya.

"Sesuatu apa?"

"Kalau isi hati gue itu elo," jawab Sargas membuat Anna melotot. Lalu menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Sargas.

ANNA (SELESAI)Where stories live. Discover now