Twenty 5 : Make me crazy

Start from the beginning
                                    

"Apa?" jawab Sargas membuat Anna lemas. Menyebalkan sekali memang.

"Lo dikamar mandi yang mane? Lagi ngapain?"

"lagi ngapain?" beo Sargas seraya menatap wajah Anna, refleks Anna menatap Sargas memohon agar lelaki itu tidak menjawab sejujurnya.

"Iya njing!" Ucap Bian emosi.

"Kenapa?"

"Main lagi nggak?"

"Gak." Bian kini tepat berada di depan bilik toilet dimana Sargas dan Anna berada di situ.

"Yaudah. Lo lagi ngapain sih?"

"Nganu."

"Idih, solo." Bian menendang pintu kamar mandi Sargas lalu membalikkan tubuhnya.

"Yaudah, tar lanjut ah bodo." Sargas tak menjawab, setelahnya Bian keluar dari toilet membuat Anna menghembuskan napasnya lega.

"Kenapa panik gitu?" mendengar pertanyaan Sargas membuat dirinya semakin dibuat gemas. Ia lalu memukul Sargas lalu menunduk menangis, Sargas langsung bingung kenapa Anna menangis. Ia ikut berjongkok.

"Kenapa??" tanya Sargas.

"Lepas!" Anna mengusap air matanya.

"Kok nangis?"

"Kak Sargas nyebelin." Sargas lalu membangunkan Anna, dan memeluknya.

"Gitu aja nangis."

"Anna itu panik kak, kakak nggak ngerasain yang Anna rasain." Sargas lalu mengelus puncak kepala Anna.

"Gue cuma bercanda." setelah Sargas membuka pintunya lalu keluar.

"Ayo-" saat pintu terbuka Anna langsung berlari sekencang mungkin agar menjauh dari Sargas. Sargas melongo, baru saja ia membuka pintu Anna sudah berlari sekencang itu.

"Anjirlah," gumamnya lalu membalikkan tubuhnya untuk berganti baju.

Lain dengan Anna yang udah ngos-ngosan, namun seketika ia menabrak tubuh seseorang yaitu Bian.

"Lo kenapa, Anna??"

"Eh kak Bian." Anna menghembuskan napasnya lega.

"Kenapa lari-larian? btw dari tadi gue nyariin lo. Kok lama banget?"

"Hm..itu tadi Anna ngantre," Anna tersenyum tipis membuat Bian tersipu.

"Jan senyum ah!"

"Kenapa, Kak?"

"Gue takut lupa ingatan." seketika Anna bingung.

"Ma-maksudnya?"

"Senyum lo bikin amnesia haha." pipi Anna langsung merah seketika dengan cepat ia membuang mukanya ke arah lain sedangkan Bian tertawa.

"Yodah yuk, Vito udah mati keknya dehidrasi," ujar Bian santai, refleks matanya melebar.

"Hah?"

"Bercanda sayang. Serius amat." Anna mengerucutkan bibirnya lalu mengikuti langkah Bian sampai ke pinggir lapangan di mana Vito dan Sara berada.

"Lama banget sih," ujar Vito lalu menghampiri Anna.

"Bawel aja." Vito mendelik pada Bian yang menjawab, sedangkan Anna hanya menyengir lalu menyodorkan sebotol air pada Vito.

"Sargas kemana sih?"

"Lagi solo." jawaban yang dikeluarkan Bian membuat mata Sara memicing.

"Solo? Apaan tuh?"

ANNA (SELESAI)Where stories live. Discover now